Trik Mengenalkan Makanan Padat pada Bayi
20.26
Diposting oleh Melany Christy
Mengubah kebiasaan makan bayi dari usia 0 - 6 bulan hingga 1 tahun butuh kreativitas ibu. Menurut Dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, MS, peran ibu dimulai saat bayi mulai dikenalkan dengan makanan padat peralihan dari susu.
"Pengenalan bisa dimulai saat bayi berumur enam bulan. Jika terlambat nantinya anak tidak bisa mengunyah sempurna, dan dia akan ngemut ketika makan. Problemnya adalah ibu biasanya kurang telaten dalam mengenalkan makanan," papar dr Fiastuti dalam konferensi pers "100 % Nutrisi untuk Buah Hati" yang diadakan oleh MeadJohnson di Jakarta, beberapa waktu lalu. Padahal, kata dr Fiastuti, kemampuan mengunyah baik untuk stimulasi otot leher.
Untuk mengenalkan makanan padat untuk bayi Anda bisa mencoba beberapa trik berikut:
Berikan makanan tanpa rasa (plain)
Sebaiknya kenalkan anak sejak dini dengan rasa yang plain. Kurangi gula, garam, atau berikan susu tawar (bukan vanila apalagi cokelat). Jika sejak bayi anak dibiasakan makan makanan dengan variasi rasa, ketika balita anak akan cepat bosan dengan makanan. Sebaliknya, jika rasa plain yang dikenalkan pertama kali, begitu balita anak mulai menikmati makanan manis atau asin yang kemudian membuatnya lebih lahap makan. Terlalu sering memberikan makanan manis akan menyebabkan anak menjadi terlalu aktif. Jangan heran kalau anak masih senang dengan mainannya meski jam tidur sudah tiba.
Variasi menu yang cocok untuk anak
Biasanya demi kepraktisan, masakan dibuat seragam untuk dikonsumsi orangtua maupun anak-anak. Misalnya, Anda menyiapkan sayur bening dan perkedel jagung untuk makan siang, dan memberikan menu tersebut untuk si kecil. Cara ini menyulitkan bagi batita yang sedang belajar makanan barunya. Berikan variasi menu yang cocok untuk batita, dan bukan makanan orang dewasa.
Potong kecil-kecil
Dalam menyajikan makanan, sesuaikan dengan si anak. Jika Anda membuatkan roti isi, potong ukuran kecil dengan tampilan yang dekoratif. Buat anak melirik makanan, dan siap menyantapnya. Dengan begitu, mulut kecilnya bisa mengunyah perlahan, dan sajiannya pun membuat mereka senang makan.
Jangan campur makanan dengan air
Seberapa sering Anda mencampur nasi dengan sup untuk makanan si kecil? Cara ini ternyata tidak membantu anak untuk menghabiskan makanannya, apalagi jika anak butuh waktu lama untuk makan. Campuran nasi dengan sup membuat anak cepat kenyang karena makanan lebih padat. Jangan heran jika tiga kali suap, anak sudah tak nafsu makan.
Kombinasikan karbohidrat, protein, dan lemak
Asupan gizi dalam makanan harus diberikan bertahap. Tak perlu khawatir berlebihan jika komposisi makanan belum sempurna. Pastikan saja dalam setiap makanan anak mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, dengan komposisi karbohidrat lebih besar (2/3 dari porsi makanan). Ukuran untuk melihat sejauh mana asupan gizi terpenuhi sederhana, berat badan harus sesuai usia. Anak dengan berat badan kurang bisa dikatakan kurang gizi, begitupun yang kelebihan berat badan. Namun, hal ini kembali kepada usia anak. Dr Fiastuti mengatakan ada rumusannya mengenai hitungan gizi, tapi sederhananya tiap tahun berat badan anak seharusnya naik sekitar 2 kg.
"Pengenalan bisa dimulai saat bayi berumur enam bulan. Jika terlambat nantinya anak tidak bisa mengunyah sempurna, dan dia akan ngemut ketika makan. Problemnya adalah ibu biasanya kurang telaten dalam mengenalkan makanan," papar dr Fiastuti dalam konferensi pers "100 % Nutrisi untuk Buah Hati" yang diadakan oleh MeadJohnson di Jakarta, beberapa waktu lalu. Padahal, kata dr Fiastuti, kemampuan mengunyah baik untuk stimulasi otot leher.
Untuk mengenalkan makanan padat untuk bayi Anda bisa mencoba beberapa trik berikut:
Berikan makanan tanpa rasa (plain)
Sebaiknya kenalkan anak sejak dini dengan rasa yang plain. Kurangi gula, garam, atau berikan susu tawar (bukan vanila apalagi cokelat). Jika sejak bayi anak dibiasakan makan makanan dengan variasi rasa, ketika balita anak akan cepat bosan dengan makanan. Sebaliknya, jika rasa plain yang dikenalkan pertama kali, begitu balita anak mulai menikmati makanan manis atau asin yang kemudian membuatnya lebih lahap makan. Terlalu sering memberikan makanan manis akan menyebabkan anak menjadi terlalu aktif. Jangan heran kalau anak masih senang dengan mainannya meski jam tidur sudah tiba.
Variasi menu yang cocok untuk anak
Biasanya demi kepraktisan, masakan dibuat seragam untuk dikonsumsi orangtua maupun anak-anak. Misalnya, Anda menyiapkan sayur bening dan perkedel jagung untuk makan siang, dan memberikan menu tersebut untuk si kecil. Cara ini menyulitkan bagi batita yang sedang belajar makanan barunya. Berikan variasi menu yang cocok untuk batita, dan bukan makanan orang dewasa.
Potong kecil-kecil
Dalam menyajikan makanan, sesuaikan dengan si anak. Jika Anda membuatkan roti isi, potong ukuran kecil dengan tampilan yang dekoratif. Buat anak melirik makanan, dan siap menyantapnya. Dengan begitu, mulut kecilnya bisa mengunyah perlahan, dan sajiannya pun membuat mereka senang makan.
Jangan campur makanan dengan air
Seberapa sering Anda mencampur nasi dengan sup untuk makanan si kecil? Cara ini ternyata tidak membantu anak untuk menghabiskan makanannya, apalagi jika anak butuh waktu lama untuk makan. Campuran nasi dengan sup membuat anak cepat kenyang karena makanan lebih padat. Jangan heran jika tiga kali suap, anak sudah tak nafsu makan.
Kombinasikan karbohidrat, protein, dan lemak
Asupan gizi dalam makanan harus diberikan bertahap. Tak perlu khawatir berlebihan jika komposisi makanan belum sempurna. Pastikan saja dalam setiap makanan anak mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, dengan komposisi karbohidrat lebih besar (2/3 dari porsi makanan). Ukuran untuk melihat sejauh mana asupan gizi terpenuhi sederhana, berat badan harus sesuai usia. Anak dengan berat badan kurang bisa dikatakan kurang gizi, begitupun yang kelebihan berat badan. Namun, hal ini kembali kepada usia anak. Dr Fiastuti mengatakan ada rumusannya mengenai hitungan gizi, tapi sederhananya tiap tahun berat badan anak seharusnya naik sekitar 2 kg.
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
anak,
ibu dan anak
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar