Sejak jadi anak kosan, kami begitu setia
Pada hal-hal yang berbau instan: mandi
Instan, tidur instan, belajar instan, serta
Menyeduh mie instan yang sudah
Kami angkat jadi presiden

Kami lupa merknya. Kami cuma ingat irama
Iklannya yang sering kami dengarkan di jeda
Pelajaran dan kardusnya yang kami letakkan
Di atas lemari pakaian, tempat kami menyimpan
Baju-baju, foto-foto, dan asumsi-asumsi
Tiap kebijakan yang sering kami bahas setiap
Kami ingat, kami ingat kami anak kosan yang
Harus baik-baik dalam merencanakan anggaran

"Mie Instan, Presidenku..."

Kami bernyanyi di tiap jalan, teriak di jalan-jalan
Dengan nama-nama yang tertera, tapi tak kami
Kenali. Sampai nama Presiden kami yang asli,
Kami lupa.

Kami disiram gas airmata tiba-tiba, ada yang tak
Suka jika mie instan jadi presiden. Kami berhamburan
Menjerit-jeritkan mie instan dan iramanya
Yang sudah terlanjur melekat di hati kami

Sampai kami kembali ke ruang kelas.

*

Di ruang kelas, kami turunkan foto Presiden yang asli,
Dan kami gantikan dengan mie instan kesukaan kami
Sampai garuda yg menoleh ke kanan itu
Menyunggingkan senyuman, tanda setuju
Mie instan sebagai presiden baru.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola