Mpu Tantular Favorit Pelajar-Mahasiswa
21.39
Diposting oleh Melany Christy
[ Senin, 15 Februari 2010 ]
HAMPARAN luas lahan Museum Mpu Tantular tampak mencolok dari atas Jembatan Layang Jenggolo, Sidoarjo. Gedung-gedungnya pun berdiri megah di tanah seluas 4,5 hektare. Menyusuri galeri-galeri di Mpu Tantular, pengunjung akan menikmati koleksi dan duplikat benda-benda zaman prasejarah seperti fosil dinosaurus.
"Hanya bayar karcis Rp 1.500 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak, langsung masuk ruang koleksi," kata petugas meseum dengan ramah Rabu (10/2). Itu pun pengunjung masih diberi brosur dan petunjuk ruang koleksi.
Di pintu ruang koleksi, sebongkah batu besar peninggalan Kerajaan Majapahit berdiri kukuh bersama beberapa arca yang gagah. Deretan koleksi lain mengisi ruang berukuran 15 x 10 meter. Ada patung kayu karapan sapi, mata uang kertas berbagai negara, foto Surabaya tempo dulu, hingga temuan-temuan pada abad pertengahan.
"Ruang ini paling disukai pelajar untuk menggarap tugas-tugas sekolah," kata Kepala Bagian TU Museum Mpu Tantular Edi Iriyanto Kamis (11/2).
Pelajar dan mahasiswa kian menemukan buruannya jika masuk ke lantai dua. Di sana ada 40-an koleksi alat peraga pembuktian teori-teori fisika, biologi, dan matematika. Alat peraga itu menjelaskan dengan gamblang, misalnya, hukum Paskal dan Archimedes.
Museum milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim itu juga punya koleksi tunanetra. Gedungnya berbeda dengan ruang koleksi utama, namun hanya berjarak sekitar 20 meter. Berbagai koleksi di sana, antara lain, patung dan ukiran kayu, dilengkapi dengan huruf braille. "Bisa diapresiasi oleh penyandang tunanetra," tambah Edi.
Budi Sumarno, salah seorang pengunjung, mengatakan sering mengantar anak-anaknya ke Museum Mpu Tantular. Terutama waktu liburan sekolah. Dua anaknya yang kini duduk di kelas V dan VIII juga kerap mengerjakan tugas-tugas sekolah di museum.
"Kalau di sini, gampang cari bahan tugasnya," ujar Budi. Dia berharap agar pengelola Mpu Tantular terus menambah koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan begitu, selain kolektor benda-benda bersejarah, museum bisa menjadi tempat wisata pendidikan yang menarik.
Edi menyambut baik harapan pengunjung. Menurut warga Kecamatan Candi, Sidoarjo, tersebut, tamu-tamu dari sekolah dan kampus memang sangat banyak. Mereka datang untuk meneliti berbagai koleksi museum. "Misalnya, naskah-naskah kuno koleksi Mpu Tantular ini," terang pria 42 tahun itu.
Animo pengunjung juga luar biasa, khususnya pada masa liburan. Sepanjang Januari 2010 saja, ada sektiar 3.400 pengunjung. Mereka datang enam hari dalam seminggu, yaitu Selasa sampai Minggu. "Senin ruang koleksi diliburkan," tambah pria yang sudah mengabdi di museum selama 20 tahun itu.
Soal penambahan koleksi, Edi memastikan selalu berjalan setiap tahun. Saat ini ada sekitar 15 ribu koleksi di Mpu Tantular. Koleksi tersebut terbagi jadi sepuluh jenis. Antara lain, koleksi zaman prasejarah, klasik, zaman Islam, kolonial, dan zaman modern.
Penambahan koleksi, lanjut dia, lebih banyak bersifat insidental. Yaitu, saat ada temuan benda cagar budaya yang perlu dikonservasi. "Tapi, kendalanya adalah alokasi anggaran," ucap dia.
"Hanya bayar karcis Rp 1.500 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak, langsung masuk ruang koleksi," kata petugas meseum dengan ramah Rabu (10/2). Itu pun pengunjung masih diberi brosur dan petunjuk ruang koleksi.
Di pintu ruang koleksi, sebongkah batu besar peninggalan Kerajaan Majapahit berdiri kukuh bersama beberapa arca yang gagah. Deretan koleksi lain mengisi ruang berukuran 15 x 10 meter. Ada patung kayu karapan sapi, mata uang kertas berbagai negara, foto Surabaya tempo dulu, hingga temuan-temuan pada abad pertengahan.
"Ruang ini paling disukai pelajar untuk menggarap tugas-tugas sekolah," kata Kepala Bagian TU Museum Mpu Tantular Edi Iriyanto Kamis (11/2).
Pelajar dan mahasiswa kian menemukan buruannya jika masuk ke lantai dua. Di sana ada 40-an koleksi alat peraga pembuktian teori-teori fisika, biologi, dan matematika. Alat peraga itu menjelaskan dengan gamblang, misalnya, hukum Paskal dan Archimedes.
Museum milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim itu juga punya koleksi tunanetra. Gedungnya berbeda dengan ruang koleksi utama, namun hanya berjarak sekitar 20 meter. Berbagai koleksi di sana, antara lain, patung dan ukiran kayu, dilengkapi dengan huruf braille. "Bisa diapresiasi oleh penyandang tunanetra," tambah Edi.
Budi Sumarno, salah seorang pengunjung, mengatakan sering mengantar anak-anaknya ke Museum Mpu Tantular. Terutama waktu liburan sekolah. Dua anaknya yang kini duduk di kelas V dan VIII juga kerap mengerjakan tugas-tugas sekolah di museum.
"Kalau di sini, gampang cari bahan tugasnya," ujar Budi. Dia berharap agar pengelola Mpu Tantular terus menambah koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan begitu, selain kolektor benda-benda bersejarah, museum bisa menjadi tempat wisata pendidikan yang menarik.
Edi menyambut baik harapan pengunjung. Menurut warga Kecamatan Candi, Sidoarjo, tersebut, tamu-tamu dari sekolah dan kampus memang sangat banyak. Mereka datang untuk meneliti berbagai koleksi museum. "Misalnya, naskah-naskah kuno koleksi Mpu Tantular ini," terang pria 42 tahun itu.
Animo pengunjung juga luar biasa, khususnya pada masa liburan. Sepanjang Januari 2010 saja, ada sektiar 3.400 pengunjung. Mereka datang enam hari dalam seminggu, yaitu Selasa sampai Minggu. "Senin ruang koleksi diliburkan," tambah pria yang sudah mengabdi di museum selama 20 tahun itu.
Soal penambahan koleksi, Edi memastikan selalu berjalan setiap tahun. Saat ini ada sekitar 15 ribu koleksi di Mpu Tantular. Koleksi tersebut terbagi jadi sepuluh jenis. Antara lain, koleksi zaman prasejarah, klasik, zaman Islam, kolonial, dan zaman modern.
Penambahan koleksi, lanjut dia, lebih banyak bersifat insidental. Yaitu, saat ada temuan benda cagar budaya yang perlu dikonservasi. "Tapi, kendalanya adalah alokasi anggaran," ucap dia.
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
berita,
serba serbi
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar