[ Senin, 15 Februari 2010 ]

HAMPARAN luas lahan Museum Mpu Tantular tampak mencolok dari atas Jembatan Layang Jenggolo, Sidoarjo. Gedung-gedungnya pun berdiri megah di tanah seluas 4,5 hektare. Menyusuri galeri-galeri di Mpu Tantular, pengunjung akan menikmati koleksi dan duplikat benda-benda zaman prasejarah seperti fosil dinosaurus.

"Hanya bayar karcis Rp 1.500 un­tuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak, langsung masuk ruang koleksi," kata petugas meseum de­ngan ramah Rabu (10/2). Itu pun pengunjung masih diberi brosur dan petunjuk ruang koleksi.

Di pintu ruang koleksi, sebongkah batu besar peninggalan Kerajaan Majapahit berdiri kukuh bersama be­berapa arca yang gagah. Deretan ko­leksi lain mengisi ruang ber­ukuran 15 x 10 meter. Ada patung kayu karapan sapi, mata uang kertas berbagai negara, foto Surabaya tempo dulu, hingga temuan-temuan pada abad pertengahan.

"Ruang ini paling disukai pelajar untuk menggarap tugas-tugas se­ko­lah," kata Kepala Bagian TU Mu­seum Mpu Tantular Edi Iriyanto Kamis (11/2).

Pelajar dan mahasiswa kian me­ne­mukan buruannya jika masuk ke lantai dua. Di sana ada 40-an ko­leksi alat peraga pembuktian teori-teori fisika, biologi, dan matematika. Alat peraga itu menjelaskan dengan gamblang, misalnya, hukum Paskal dan Archimedes.

Museum milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim itu juga punya koleksi tunanetra. Ge­dungnya berbeda dengan ruang ko­leksi utama, namun hanya ber­jarak sekitar 20 meter. Berbagai ko­leksi di sana, antara lain, patung dan ukiran kayu, dilengkapi dengan huruf braille. "Bisa diapresiasi oleh pe­nyandang tunanetra," tambah Edi.

Budi Sumarno, salah seorang pe­ngunjung, mengatakan sering me­ngantar anak-anaknya ke Mu­seum Mpu Tantular. Terutama wak­tu liburan sekolah. Dua anaknya yang kini duduk di kelas V dan VIII juga kerap mengerjakan tugas-tugas se­kolah di museum.

"Kalau di sini, gampang cari ba­han tugasnya," ujar Budi. Dia ber­harap agar pengelola Mpu Tantular terus menambah koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan begitu, selain kolektor benda-benda bersejarah, museum bisa menjadi tempat wisata pen­didikan yang menarik.

Edi menyambut baik harapan pengunjung. Menurut warga Ke­camatan Candi, Sidoarjo, tersebut, tamu-tamu dari sekolah dan kampus memang sangat banyak. Mereka datang untuk meneliti berbagai ko­leksi museum. "Misalnya, naskah-naskah kuno koleksi Mpu Tantular ini," terang pria 42 tahun itu.

Animo pengunjung juga luar biasa, khususnya pada masa liburan. Se­panjang Januari 2010 saja, ada sektiar 3.400 pengunjung. Mereka datang enam hari dalam seminggu, yaitu Selasa sampai Minggu. "Senin ruang koleksi diliburkan," tambah pria yang sudah mengabdi di mu­seum selama 20 tahun itu.

Soal penambahan koleksi, Edi memastikan selalu berjalan setiap tahun. Saat ini ada sekitar 15 ribu koleksi di Mpu Tantular. Koleksi tersebut terbagi jadi sepuluh jenis. Antara lain, koleksi zaman pra­se­jarah, klasik, zaman Islam, kolonial, dan zaman modern.

Penambahan koleksi, lanjut dia, lebih banyak bersifat insidental. Yaitu, saat ada temuan benda cagar budaya yang perlu dikonservasi. "Tapi, kendalanya adalah alokasi anggaran," ucap dia.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola