Bukit Soeharto adalah kawasan yang menjadi hamparan hutan tropis basah dataran rendah yang pada Pemerintahan Orde Baru diharapkan jadi etalase kondisi hutan di Indonesia.

Karena letaknya mudah dijangau, yakni berada pada poros Jalan Lintas Kalimantan di Kaltim yang menghubungkan Balikpapan-Samarinda.

Penamaan yang sesuai dengan nama Presiden RI kedua itu tidak lepas dari sejarah bahwa Soeharto pernah melakukan perjalanan darat dari Balikpapan ke Samarinda melintasi bukit tersebut.

Penguasa Orde Baru itu juga sangat memperhatikan pengelolaan lingkungan di kawasan itu. Perhatian Soeharto itu diimplementasikan dengan berbagai kebijakan.

Pada kepemimpinan Soeharto, mulai dari 1976 telah terbit berbagai kebijakan yang intinya melindungi kawasan itu, sampai terbit lagi kebijakan terakhir pada 1994.

Kebijakan 1994 ini mengenai perubahan fungsi Taman Wisata Alam Bukit Soeharto seluas 61.850 hektar menjadi Taman Hutan Raya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 419/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004.

Kawasan konservasi yang sempat menjadi kebanggaan Pemerintahan Orde Baru itu pernah dikunjungi sejumlah tamu penting atau tamu-tamu negara Indonesia untuk melihat keberhasilan Soeharto dalam menjaga kelestarian lingkungan, mulai dari Dubes, kepala negara termasuk Ratu Beatrix dari Belanda bersama suaminya.

Kawasan itu memiliki arti strategis bagi bidang ekologis karena menjadi wadah sebaran beberapa jenis flora antara lain Meranti (Shorea spp), Keruing (Dipterocarpus sp), Mahang (Hypoleuca), Mengkungan (Gigantea), Hora (Ficus sp), Medang (Lauraceae), Kapur (Dryobalanops spp), Kayu tahan (Anisoptera costata), Nyatoh (Palaquium spp), Keranji (Dialium spp) dan Perupuk (Laphopetalum solenospermum).

Taman Hutan Raya Bukit Soeharto juga menjadi habitat beberapa jenis satwa langka, antara lain Orangutan (Pongo pygmaeus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Landak (Hystrix brachyura) dan Rusa sambar.

Musibah kebakaran hutan/lahan yang kini rutin menimpa Bukit Soeharto ditambah dengan hadirnya 52 perusahaan KP yang mengkavling kawasan itu sudah tentu sangat mengancam keseimbangan ekosistem bukit Suharto.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola