JAKARTA, Untuk pertama kalinya, video jebak (video trap) yang dipasang oleh tim riset WWF-Indonesia di hutan Sumatera bagian tengah berhasil merekam gambar harimau betina dan dua anaknya. Temuan ini memberikan informasi ilmiah dan unik mengenai tingkah laku satwa dilindungi tersebut.

Rekaman itu dibuat pada Oktober 2009 atau sebulan setelah kamera video jebak dipasang di antara dua wilayah konservasi Suaka Margasatwa Rimbang Baling dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Kawasan itu merupakan koridor satwa atau hutan yang bersambungan yang memungkinkan perpindahan satwa dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Memperoleh cuplikan video tersebut hanya dalam jangka waktu satu bulan setelah pemasangan kamera video merupakan suntikan moral yang sangat berarti bagi tim kami di lapangan," ujar Karmila Parakkasi, koordinator Tim Riset Harimau Sumatera WWF-Indonesia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Video jebak bekerja dengan sensor infra merah yang otomatis teraktifasi saat sensor tersebut mengidentifikasi panas tubuh yang melintasinya. Piranti ini menjadi alat yang sangat penting dalam upaya mengidentifikasi individu harimau guna memonitor populasi serta habitat dan wilayah jelajahnya.

Sebelumnya selama lima tahun WWF hanya menggunakan kamera jebak yang hanya bisa menghasilkan gambar diam. Selain mendapatkan gambar harimau betina dan dua anaknya, video jebak yang dipasang tersebut juga mendapatkan gambar harimau jantan dan satwa buruannya, yaitu babi hutan dan rusa, dan satwa lainnya seperti tapir, monyet ekor panjang, landak, dan luwak.

Tim Riset Harimau WWF sejauh ini telah memasang empat kamera video jebak di kawasan jelajah harimau, yaitu di antara dua wilayah konservasi Suaka Margasatwa Rimbang Baling dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Hanya saja beberapa bagian di wilayah tersebut sudah atau akan dialihfungsikan oleh perusahaan pulp & kertas. Pembukaan hutan alam tersebut akan mempengaruhi kelestarian harimau di wilayah tersebut.

"Kami merasa khawatir karena hutan di kawasan tempat kami memperoleh video serta foto harimau tersebut terancam oleh pembukaan lahan oleh dua perusahaan pulp dan kertas raksasa, perkebunan kelapa sawit, serta perambahan dan penebangan liar. Yang menjadi pertanyaan, bisakah anak-anak harimau tersebut tumbuh besar di lingkungan seperti ini?" kata Karmila.

Temuan video tersebut didapatkan hampir berdekatan waktunya dengan peluncuran kampanye Year of Tiger yang akan dimulai secara serentak secara global pada 14 Februari 2010, yaitu bersamaan dengan dimulainya tahun Harimau dalam kalender penanggalan China (Imlek).

Kampanye itu akan dilaksanakan di sejumlah Negara, termasuk Indonesia, yang merupakan daerah sebaran harimau untuk meningkatkan kesadaran mengenai konservasi harimau.

Selain itu juga untuk mendorong komitmen politis perlindungan harimau dari para Kepala Negara yang hadir dalam pertemuan tingkat tinggi "Tiger Summit" bulan September mendatang di Vladivostok, Russia, yang akan dituanrumahi oleh Perdana Menteri Russia Vladimir Putin dan didukung oleh WWF dan sejumlah mitra lainnya yang tergabung dalam the Global Tiger Initiative.

Spesies harimau di seluruh dunia saat ini hanya tersisa 3.200 ekor yang meliputi enam sub-spesies, yaitu harimau Sumatera, Bengal, Amur, Indochina, China Selatan, dan Malaya.

Saat ini diperkirakan hanya terdapat sekitar 400 individu Harimau Sumatra di alam liar dengan status kritis terancam punah (critically endangered) di mana keberadaan mereka terus terancam oleh rusaknya habitat, dan perdagangan serta perburuan ilegal.

Tahun Harimau kali ini bisa saja merupakan kesempatan terakhir kita untuk menyelamatkan harimau jika tidak ada upaya serius dalam menyelamatkan spesies karismatik ini. Dukungan skala besar dari berbagai pihak dibutuhkan untuk pelestariannya.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola