WONOSOBO, Curah Hujan yang ekstrem dan retakan tebing diduga menjadi penyebab longsor di Dusun Wonoaji, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.

Peneliti erosi tanah dari Geografi Lingkungan UGM, Anggri Setiawan, di Wonosobo, Jumat (22/1/2010), mengatakan, saat terjadi longsor, curah Hujan di wilayah itu mencapai 75 milimeter per hari.

Padahal, dalam kondisi normal curah hujan berkisar 10 hingga 20 milimeter per hari.

Ia mengatakan, di bagian atas tebing yang terdapat selokan di pinggir jalan diperkirakan ada retakan yang telah tertutup sedimen.

Saat curah Hujan tinggi, air terus masuk ke dalam retakan karena tidak kuat menahan air maka tebing longsor.

Anggri yang sedang melakukan penelitian manajemen erosi di Desa Tieng ini mengatakan, wilayah tersebut memang rawan longsor, terutama dilihat dari faktor geologi tanah.

Tanah di daerah tersebut merupakan endapan vulkanik dari Dieng berupa material lepas seperti pasir dan andesit sehingga mudah longsor.

"Kondisi tersebut berpotensi longsor cukup tinggi, apalagi ada getaran dari kendaraan seperti truk yang membawa beban berat sehingga menimbulkan gerakan tanah yang labil itu," katanya.

Bencana tanah longsor yang terjadi Rabu sekitar pukul 11.50 WIB mengakibatkan sembilan rumah rusak berat tertimpa tebing setinggi 50-60 meter.

Sembilan rumah tersebut milik Zainudin, Sahmudi, Muh Azis, Asngari, Bandini, Tusamin, Juariyah, Taziroh, dan Mukhzin.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola