Menteri Kehutanan menjelaskan bahwa konservasi hutan mangrove adalah kawasan hewan bukan kawasan manusia.

"Taman Wisata Alam Angke Kapuk adalah kawasan hewan, bukan kawasan kita (manusia). Jadi di taman wisata ini sekaligus menjadi konservasi pohon magrove juga satwa-satwa. Sehingga bila pengunjung hendak berwisata ke tempat ini harus mempersiapkan diri dengan obat nyamuk, pakaian yang menjauhkan diri dari gigitan nyamuk DBD," ucap Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada acara peresmian Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Senin (25/1/2010).

Taman wisata yang memiliki luas lebih kurang 99,82 hektar ini ini merupakan lahan konservasi pohon mangrove dan satwa-satwa liar, di antaranya biawak, udang, dan burung-burung liar.

Menhut dalam sambutannya memberikan dukungan sepenuhnya kepada Sri Lela Murniwati, Direktur Utama PT Murindra Karya Lestari, atas kerja kerasnya selama 12 tahun untuk membangun taman wisata ini. "Apa yang dilakukan Ibu Murni ini luar biasa, beliau melakukan rehabilitasi mangrove, menjadikan kawasan ini sebagai tempat konservasi flora dan fauna," ucap Zulkifli.

Menhut berharap nantinya tempat ini bisa menjadi pusat pengembangan pendidikan hutan mangrove serta sekaligus bisa menjadi wisata alam yang terbaik untuk Jakarta, khususnya Jakarta Utara, bahkan bisa jadi untuk Indonesia sekaligus bisa menjadi wisata internasional.

"Taman wisata ini letaknya tidak jauh dengan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan asing yang singgah di Jakarta," ucap Zulkifli.

Peresmian Taman Wisata Angke Kapuk ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan hutan mangrove oleh Menhut dengan menggunakan perahu karet.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola