Obama Disamakan dengan Monyet
08.39
Diposting oleh Melany Christy
Foto "Hope Obama", terlebih saat kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat, laris manis terjual dalam bentuk stiker dan poster. Belakangan, kasus ini mengemuka karena The Associated Press mempermasalahkan soal hak cipta.
NEW YORK, JUMAT — Insiden penembakan Travis, simpanse berusia 16 tahun, oleh polisi Stamford, Connecticut, menimbulkan ide nakal pada kartunis harian New York Post, Sean Delonas.
Dalam koran terbitan Rabu (18/2), sebuah kartun karya Delonas langsung terpampang. Dua orang polisi menembak simpanse yang roboh di tanah berlumuran darah. Dalam keterangan gambarnya tertulis, "Mereka harus mencari orang lain untuk merancang stimulus keuangan berikutnya."
Travis adalah simpanse kesayangan Sandra Herold yang terpaksa ditembak karena mengamuk. Ia menyerang teman Herold, Charla Nash, hingga kondisinya kritis.
Tentu saja, kartun ini mengundang reaksi keras dari banyak pihak. Mereka menilai kartun ini berbau rasis karena menyamakan warga turunan Afrika-Amerika sebagai monyet. Ya, monyet yang ditembak ini diidentikkan dengan Presiden Barack Obama, yang baru saja mengeluarkan rancangan undang-undang keuangannya.
"Bagaimana mungkin koran sebesar New York Post meloloskan kartun semacam ini? Membandingkan petinggi negara pertama yang keturunan Afrika-Amerika dengan simpanse yang mati. Tak ada alasan selain rasisme," serang Barbara Ciara, Presiden Asosiasi Jurnalis Kulit Hitam Amerika.
Senada dengan Ciara, aktivis HAM, Al Sharpton, menyebut kartun tersebut sebagai hal terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah penyerangan ras Afrika-Amerika, mengingat ras ini disamakan dengan kera. Seharian telepon bernada marah masuk ke redaksi koran itu. Mereka menuntut harian itu segera meminta maaf atau terancam boikot panjang.
"Kartun tersebut murni parodi atas berita yang tengah hangat-hangatnya berlangsung. Penembakan simpanse di Connecticut. Kartun ini merupakan sindiran bagi Washington untuk membangkitkan kembali perekonomian. Mengenai pernyataan Al Sharpton, ia hanya ingin mencari kesempatan publikasi," ujar Col Allan, Pemimpin Redaksi New York Post.
Delonas sendiri cukup santai menanggapi kontroversi kartun ciptaannya. Ia menyebut kontroversi tersebut menggelikan. "Apakah Anda benar-benar berpikir saya mengatakan Obama harus ditembak? Saya tidak melihat hal itu dalam kartun tersebut. Itu soal RUU perekonomian. Jika disamakan dengan seseroang, bisa saja juru bicara Gedung Putih, Nancy Pelosi. Namun bukan itu maksud saya," ujarnya blak-blakan.
Robert Gibb, Sekretaris Gedung Putih menolak berkomentar. "Saya belum melihat kartun itu. Namun saya pikir tak semua orang membaca New York Post," ujarnya singkat.
Beberapa kali Delonas mengundang kecaman. Sebelumnya ia pernah membuat guyonan pada mantan istri Paul McCartney, Heather Mills. Ia menggambarkan Mills hanya memiliki satu kaki. Dalam kartun lain, artis Jessica Simpson digambarkannya mendepak kekasihnya Tony Romo, dan pindah ke pelukan maskot salah satu makanan cepat saji
Dalam koran terbitan Rabu (18/2), sebuah kartun karya Delonas langsung terpampang. Dua orang polisi menembak simpanse yang roboh di tanah berlumuran darah. Dalam keterangan gambarnya tertulis, "Mereka harus mencari orang lain untuk merancang stimulus keuangan berikutnya."
Travis adalah simpanse kesayangan Sandra Herold yang terpaksa ditembak karena mengamuk. Ia menyerang teman Herold, Charla Nash, hingga kondisinya kritis.
Tentu saja, kartun ini mengundang reaksi keras dari banyak pihak. Mereka menilai kartun ini berbau rasis karena menyamakan warga turunan Afrika-Amerika sebagai monyet. Ya, monyet yang ditembak ini diidentikkan dengan Presiden Barack Obama, yang baru saja mengeluarkan rancangan undang-undang keuangannya.
"Bagaimana mungkin koran sebesar New York Post meloloskan kartun semacam ini? Membandingkan petinggi negara pertama yang keturunan Afrika-Amerika dengan simpanse yang mati. Tak ada alasan selain rasisme," serang Barbara Ciara, Presiden Asosiasi Jurnalis Kulit Hitam Amerika.
Senada dengan Ciara, aktivis HAM, Al Sharpton, menyebut kartun tersebut sebagai hal terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah penyerangan ras Afrika-Amerika, mengingat ras ini disamakan dengan kera. Seharian telepon bernada marah masuk ke redaksi koran itu. Mereka menuntut harian itu segera meminta maaf atau terancam boikot panjang.
"Kartun tersebut murni parodi atas berita yang tengah hangat-hangatnya berlangsung. Penembakan simpanse di Connecticut. Kartun ini merupakan sindiran bagi Washington untuk membangkitkan kembali perekonomian. Mengenai pernyataan Al Sharpton, ia hanya ingin mencari kesempatan publikasi," ujar Col Allan, Pemimpin Redaksi New York Post.
Delonas sendiri cukup santai menanggapi kontroversi kartun ciptaannya. Ia menyebut kontroversi tersebut menggelikan. "Apakah Anda benar-benar berpikir saya mengatakan Obama harus ditembak? Saya tidak melihat hal itu dalam kartun tersebut. Itu soal RUU perekonomian. Jika disamakan dengan seseroang, bisa saja juru bicara Gedung Putih, Nancy Pelosi. Namun bukan itu maksud saya," ujarnya blak-blakan.
Robert Gibb, Sekretaris Gedung Putih menolak berkomentar. "Saya belum melihat kartun itu. Namun saya pikir tak semua orang membaca New York Post," ujarnya singkat.
Beberapa kali Delonas mengundang kecaman. Sebelumnya ia pernah membuat guyonan pada mantan istri Paul McCartney, Heather Mills. Ia menggambarkan Mills hanya memiliki satu kaki. Dalam kartun lain, artis Jessica Simpson digambarkannya mendepak kekasihnya Tony Romo, dan pindah ke pelukan maskot salah satu makanan cepat saji
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
politik,
serba serbi
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar