Tribun Batam/Iman Suryanto
Pemandangan dari udara menunjukkan kerusakan lingkungan yang disebabkan adanya pertambangan bauksit di kawasan Bintan, Kepulauan Riau, Rabu . Dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan di kawasan ini sudah sampai taraf mengkhawatirkan.

JAKARTA, Pemerintah, partai politik, ataupun anggota parlemen dinilai belum menyoroti isu-isu lingkungan hidup. Isu tersebut dianggap kurang menarik dan tidak "seksi".

Menurut Bima Aria, seorang pengamat politik, isu-isu mengenai lingkungan hidup sebenarnya dapat dibuat menarik sehingga menjadi perhatian dari berbagai pihak.

"Semua itu tergantung packaging dan siapa yang menyampaikan. Jika kemasan dan penyampai sudah menarik, isu tentang lingkungan hidup akan menjadi perhatian," ujar Bima seusai diskusi panel bertajuk "Tantangan Kepemimpinan Gerakan Politik Hijau Pasca Pemilu 2009" di Jakarta, Jumat (24/4).

Ia menerangkan, musim kampanye pilpres mendatang adalah waktu tepat untuk mengembuskan isu-isu lingkungan hidup. Pendekatan yang dilakukan bisa melalui KPU atau stasiun TV.

Selain itu, lanjut Bima, harus mencoba untuk menembus ring satu tim sukses capres dan cawapres. Tim sukses tersebut didorong untuk menambahkan porsi isu lingkungan hidup dalam kampanye terbuka. Cara lain adalah dengan menggunakan para artis yang menjadi anggota parlemen.

"Selebritis itu perlu amunisi untuk berbicara di depan publik. Mereka dapat diberi pengetahuan mengenai isu-isu lingkungan hidup dan diarahkan menjadi opinion leader," ungkap Bima. Menurut Bima, figur publik yang mempunyai kapasitas untuk dijadikan opinion leader adalah Rieke Dyah Pitaloka dan Wanda Hamidah. "Buat isu ini semenarik mungkin, jangan sampai bersifat reaktif sesaat, perlu juga monitor setelah itu," tutup Bima.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola