PASAR Cikini Ampiun menyimpan kenangan sebagai pasar yang menyediakan berbagai keperluan masyarakat, termasuk makanan. Kue basah adalah camilan yang biasa dijumpai di sebuah pasar, demikian juga di Cikini. Toko kue basah yang hingga kini masih tegak berdiri dan menjadi salah satu pemikat Pasar Cikini adalah Toko Kue Danisa.

Jangan bayangkan kue basah seperti yang biasa Anda temui di kebanyakan tempat. Kue basah yang dijual di toko yang sudah melegenda ini punya ukuran lebih besar dengan rasa yang kaya pula. Tentu, soal harga berbeda juga. Tak masalah jika harga dan rasa sebanding.

Di toko yang buka Senin-Sabtu pukul 06.00-16.00 ini penikmat camilan bakal kecanduan. Kue-kue basah yang dijual di sini punya cita rasa yang tak perlu disangsikan, dan itu bertahan sejak 42 tahun lalu. Bayangkan kue mangkuk ukuran besar berwarna cokelat, menggunakan gula aren, kemudian diletakkan pada daun pisang yang dibentuk selayaknya wadah, ditambah parutan kelapa muda.

Wow!!! Melihat 'bodi' kue mangkuk itu saja, lidah tak tahan untuk segera mencicipi. Teksturnya lembut dengan paduan rasa yang membuat saraf perasa melonjak-lonjak. "Ini masih pakai resep kuno. Kalau dibelah, di tengahnya kelihatan ada sarang (seperti ada lubang-lubang—Red)," kata Lenny Lydia, pemilik toko kue itu.

Itu baru kue mangkuk, belum lagi combro yang ukurannya juga jumbo. Kulit combro begitu tipis dan lembut dengan isi oncom yang mbeludak. Gemblong, makanan yang terbuat dari campuran ketan dan kelapa dan kemudian dilumuri gula jawa juga bikin mata merem-melek. Kue sus, risol mayones, pastel krispi, kroket, celorot, dan cucur, adalah camilan lain yang tak pantas dilewatkan. Cucur berwarna cokelat menggoda yang ada di toko ini cukup kering.

Jadi meskipun dimakan dalam keadaan dingin, tidak meninggalkan lumuran minyak di tangan dan mulut. Teksturnya juga lembut, dengan rasa manis yang pas. "Biasanya orang pesan 50 atau 75 buah, buat rapat. Ada juga yang beli buat dimakan biasa, buat keluarga," ujar Lenny. Berdasarkan pantauan Warta Kota, sekitar pukul 14.00, beberapa jenis kue basah sudah ludes. Bahkan dalam waktu 30 menit, persediaan kue terus menipis.

Tentu saja, sesuai ukuran dan rasa, maka kue basah —yang biasa disebut jajan pasar— yang ada di toko ini pun harganya spesial. Sebut saja kue sus yang sebijinya dipatok Rp 2.000, risoles dengan isi daging sapi asap dan mayones dibanderol Rp 7.500, dan dua kue mangkok seharga Rp 8.000. "Tapi harga-harga itu semua akan naik setelah Lebaran. Soalnya kita udah enggak kuat harga gasnya," tandas Lenny.

Kue Kering
Selain kue basah, toko kue ini juga beken dengan kue kering, seperti kastengel, nastar, lidah kucing, cheese stick. Juga kue kering dari masa lalu seperti kembang goyang, akar kelapa, biji ketapang (terbuat dari tepung terigu yang diaduk dengan garam dan gula), coffee noir (biskuit dengan gula rasa kopi), picnic ice (biskuit dengan gula berwarna-warni di atasnya), dan marigem (seperti coffee noir hanya saja warna gula dibikin berwarna-warni).

Ada pula nasi bogana Ibu Lies-Tegal serta sirup masa lalu seperti Royal dan Tjampolay. Tak ketinggalan berbagai lauk kering semacam jambal pedas dan teri kentang. "Biasanya yang mau ke luar negeri beli ke sini," ungkap Lenny. Ngomong-ngomong soal cheese stick, meski untuk satu kantong berukuran sedang kita harus membayar Rp 50.000, sepadan dengan rasanya.

Dan soal biji ketapang, kata Lenny, "Ini kesukaan Bang Foke (Fauzi Bowo, Gubernur DKI—Red). Beliau minta saya adain biji ketapang dan kembang goyang."

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola