WARUNG soto Betawi bertebaran di seluruh penjuru Jakarta. Namun yang komplet menyajikan rupa-rupa masakan Betawi tidak banyak. Salah satu yang komplet adalah Warung Mpok Encum di Palmerah. Di sana pengunjung disuguhi aneka masakan betawi, dari masakan rumahan, soto, asinan, hingga es campur.

Untuk urusan persotoan, misalnya, di warung yang sudah ada sejak tahun 1970 itu ada soto betawi dengan beragam pilihan isi. Bisa pilih isi daging, babat, atau campur plus kentang (babat, daging, kikil, paru, iso). Soto betawinya sarat rempah-rempah sehingga mengeluarkan aroma yang sedap. Kuah santannya tidak kental tapi berasa gurih. Potongan tomat dan kucuran jeruk limau membuat aromanya makin kuat dan terasa segar. Taburan emping dan bawang goreng semakin melengkapi sajian soto tersebut.

"Kalau orang ke sini paling sering ya cari soto, terutama soto daging. Sedangkan lauk pauk lainnya cuma sebagai pelengkap saja. Kita memang maunya mengenalkan masakan betawi," kata Mpok Encum.

Mpok Encum meracik sendiri soto. Semua bahan, kecuali tomat, sudah disediakan di mangkuk lalu tinggal disiram dengan kuah yang berwarna kuning cerah dengan semburat merah dari cabai. Untuk soto campur harganya Rp 17.000 per porsi, sedangkan soto daging Rp 20.000 per porsi.

Ada lagi yang namanya soto mi, menggunakan kuah yang lebih ringan dan bening kemerahan. Isinya ada bihun dan mi, irisan kol, potongan risol dan irisan daging. Lagi-lagi ditaburi emping melimpah.

Mau yang lebih ringan-segar dan pas buat pembuka? Cobain Asinan betawi yang mantap. Komposisi minimalis dengan serutan wortel dan bengkuang (yang ditaruh dalam rendaman kuah merah dalam baskom besar). Lalu ada sayur asin, tahu putih, timun, nanas, dan tauge, yang diguyur kuah merah menyala dengan dasar cuka dan cabai. Juga dikucuri gula merah cair dan taburan kacang tanah goreng.

Rasa pedas dan kecut segar menjadi paling dominan di racikan asinan ini. Sirup gula merah yang ditambahkan menyumbang rasa manis, walau tidak bisa menyaingi rasa pedas kecutnya. Kacang tanahnya yang banyak bikin makan asinan tambah seru. "Ya masakan betawi memang harus medok (pekat --Red) dan berani bumbu. Semua bumbu masuk deh," ujar Mpok Encum. Asinan itu seporsinya dibanderol Rp 6.000.

Semur jengkol favorit

Adapun untuk lauk pauk pelengkap antara lain tersedia sayur asem, sambal goreng teri kacang, oseng-oseng oncom leunca, tempe orek, sate empal, perkedel, oseng pare, sayur nangka, semur jengkol, peyek udang, pesmol kembung, sate ampela, ati dan usus. Potongan daging empal yang ditusuk dengan bambu, kurang lebih berukuran 4x12 cm, ditabur dengan parutan lengkuas dan bawang goreng. Satu potong sate empal dibanderol Rp 18.000.

Semur jengkolnya juga cukup menggoda selera. Terasa empuk dan kenyal saat digigit. Bumbu semurnya meresap dengan sempurna ke dalam kepingan jengkol tersebut. "Semur jengkol ini jadi favorit. Kalau masaknya benar maka tidak berasa baunya. Dari sekian banyak masakan, pengolahan jengkol yang memakan waktu lama," imbuh Nia Sui, adik bungsu Mpok Encum.

Lauk pauk itu dijual dengan harga Rp 3.000 per porsi, untuk sate ampela, usus, ati ayam Rp 5.000 per tusuk. Sebagian besar lauknya juga untuk melengkapi nasi uduk yang dibuka pada jam 17.00-20.00 di halte bus seberang BCA Palmerah. Untuk pelepas dahaga, Mpok Encum menjual es campur. Hanya dengan Rp 6.000 per porsi, Anda sudah bisa merasakan segarnya es campur tersebut.

Tidak Boleh Dibungkus

Jika Anda ingin membawa pulang soto mi atau soto betawi Mpok Encum, sebaiknya menyediakan tempat sendiri. Di Warung Mpok Encum, kedua soto ini tidak boleh dibungkus dengan plastik. Jadi usahakan membawa rantang.

Ini bukan karena ada pantangan atau tidak. Menurut Mpok Encum, soto yang dibungkus dengan plastik akan mengurangi aromanya dan kurang sedap lagi. "Soto panas kalau dibungkus plastik sudah tidak enak lagi," ungkap nenek lima cucu itu.

Mungkin Anda penasaran, sebenarnya di sebelah mana letak Warung Mpok Encum. Paling mudah, ambil patokan kantor Bank BCA Palmerah. Di seberangnya ada Jalan Palmerah Barat IV No 59 (nama jalan tertutup pepohonan). Kira-kita 50 meter di sebelah kiri jalan ada rumah yang sekilas tampak tidak seperti warung makan. Di sanalah Warung Mpok Encum.

Perempuan bernama asli Sumiyati (43) itu menuturkan, warungnya merupakan warisan dari ayahnya. "Saya penerus bapak," ujar ibu tiga anak tersebut. Dalam memasak makanannya, Mpok Encum dibantu kerabatnya. Khusus soto yang bertanggung jawab dirinya sendiri.

Semua makanan terasa segar, karena setiap subuh Mpok Encum selalu membeli bahan-bahan yang masih segar. Setiap hari, untuk soto saja setidaknya membutuhkan 25 kg daging dan 25 kg jerohan.

Tetapi untuk saat ini, Mpok Encum mengaku kesulitan modal untuk warungya. Hal ini dikarenakan bahan-bahannya naik harga. "Sekali belanja Rp 3 juta, penghasilan kotornya Rp 4,5 juta. Sekarang ini tidak ada lebihnya," tuturnya.

Pelanggannya, menurut Mpok Encum, rata-rata mulai dari zaman ayahnya masih berdagang, Bahkan mantan Walikota Jakarta Barat, Sarimun Hadisaputra menjadi pelanggan setianya hingga sekarang. Meski pelanggannya tidak pernah surut, namun Warung Mpok Encum tidaklah seramai sebelum krisis. Dia pun tidak ingin membuka cabang di tempat lain, dengan alasan sudah kerepotan membuka satu warung.

Warung buka pukul 10.00-15.00 dan buka di depan halte bus pukul 17.00-20.00 untuk berjualan nasi uduk. Warung libur pada hari Kamis.

Other Article



visit the following website Senyawa kimia Berita Bola