Tim Ilmuwan Australia Temukan Gurita Pintar di Perairan Indonesia





Melbourne - Tim ilmuwan Australia telah menemukan gurita yang mengumpulkan tempurung kelapa sebagai alat perlindungan. Gurita yang berasal dari perairan Indonesia iini terekam kamera memilih tempurung kelapa yang ukurannya sesuai dari dasar laut, membersihkannya, dan mengangkutnya hingga ke tempat yang berjarak 20 meter.

Dalam tulisan mereka di jurnal Current Biology, tim peneliti menyatakan ini contoh pertama penggunaan alat dikalangan gurita.

“Saya hampir tidak bisa berhenti tertawa ketika saya kali pertama melihat ini.” ujar Dr Julian Finn, peneliti dari Museum Victoria, Australia kepada BBC News.

Kepala ilmuwan di Museum Victoria, Australia, Doktor Mark Norman mengatakan penggunaan alat adalah pertanda penting dalam intelejensia pada binatang.

Ketrampilan mpenggunakan alat dulu diyakini hanya dikuasi oleh manusia, tapi perilaku ini kini teramati pada semakin banyak spesies primata, mamalia dan burung.

Peneliti menyatakan, peneliti mereka menyiratkan gurita kini patut ditambahkan ke daftar binatang tersebut.

“Alat merupakan salah satu yang dibawa hewan ke mana-mana dan kemudian menggunakankan pada kesempatan tertentu untuk tujuan tertentu.” terang Profesor Tom Tregenza, pakar ekologi evolusi dari University of Exeter, Inggris.

Profesor Tregenza mengatakan, gurita sudah dikenal sebagai hewan tak bertulang belakang yang cerdas.

“Mereka terlihat bisa mengatasi teka-teki sederhana, ada oktopus peniru, yang bisa menirukan beragam spesies lain, dan kini ada alat yang mereka gunakan.” jelas Tregenza.

“Mereka bisa melakukan hal-hal, yang biasanya hanya anda harapkan pada hewan bertulang belakang.” ujarnya.
READ MORE - Tim Ilmuwan Australia Temukan Gurita Pintar di Perairan Indonesia

Kandungan dan Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56

Kandungan QS. Adz Dzariyat ayat 56


Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.


Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia diantara makhluk lainnya.


Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56


Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.


  • Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

  • Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT


Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :


Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)


Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.


Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.


Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.
READ MORE - Kandungan dan Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56

Kandungan dan Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56

Kandungan QS. Adz Dzariyat ayat 56


Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.


Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia diantara makhluk lainnya.


Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56


Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.


  • Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

  • Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT


Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :


Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)


Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.


Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.


Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.
READ MORE - Kandungan dan Penjelasan QS. Adz Dzariyat ayat 56

Mpu Tantular Favorit Pelajar-Mahasiswa

[ Senin, 15 Februari 2010 ]

HAMPARAN luas lahan Museum Mpu Tantular tampak mencolok dari atas Jembatan Layang Jenggolo, Sidoarjo. Gedung-gedungnya pun berdiri megah di tanah seluas 4,5 hektare. Menyusuri galeri-galeri di Mpu Tantular, pengunjung akan menikmati koleksi dan duplikat benda-benda zaman prasejarah seperti fosil dinosaurus.

"Hanya bayar karcis Rp 1.500 un­tuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak, langsung masuk ruang koleksi," kata petugas meseum de­ngan ramah Rabu (10/2). Itu pun pengunjung masih diberi brosur dan petunjuk ruang koleksi.

Di pintu ruang koleksi, sebongkah batu besar peninggalan Kerajaan Majapahit berdiri kukuh bersama be­berapa arca yang gagah. Deretan ko­leksi lain mengisi ruang ber­ukuran 15 x 10 meter. Ada patung kayu karapan sapi, mata uang kertas berbagai negara, foto Surabaya tempo dulu, hingga temuan-temuan pada abad pertengahan.

"Ruang ini paling disukai pelajar untuk menggarap tugas-tugas se­ko­lah," kata Kepala Bagian TU Mu­seum Mpu Tantular Edi Iriyanto Kamis (11/2).

Pelajar dan mahasiswa kian me­ne­mukan buruannya jika masuk ke lantai dua. Di sana ada 40-an ko­leksi alat peraga pembuktian teori-teori fisika, biologi, dan matematika. Alat peraga itu menjelaskan dengan gamblang, misalnya, hukum Paskal dan Archimedes.

Museum milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim itu juga punya koleksi tunanetra. Ge­dungnya berbeda dengan ruang ko­leksi utama, namun hanya ber­jarak sekitar 20 meter. Berbagai ko­leksi di sana, antara lain, patung dan ukiran kayu, dilengkapi dengan huruf braille. "Bisa diapresiasi oleh pe­nyandang tunanetra," tambah Edi.

Budi Sumarno, salah seorang pe­ngunjung, mengatakan sering me­ngantar anak-anaknya ke Mu­seum Mpu Tantular. Terutama wak­tu liburan sekolah. Dua anaknya yang kini duduk di kelas V dan VIII juga kerap mengerjakan tugas-tugas se­kolah di museum.

"Kalau di sini, gampang cari ba­han tugasnya," ujar Budi. Dia ber­harap agar pengelola Mpu Tantular terus menambah koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan begitu, selain kolektor benda-benda bersejarah, museum bisa menjadi tempat wisata pen­didikan yang menarik.

Edi menyambut baik harapan pengunjung. Menurut warga Ke­camatan Candi, Sidoarjo, tersebut, tamu-tamu dari sekolah dan kampus memang sangat banyak. Mereka datang untuk meneliti berbagai ko­leksi museum. "Misalnya, naskah-naskah kuno koleksi Mpu Tantular ini," terang pria 42 tahun itu.

Animo pengunjung juga luar biasa, khususnya pada masa liburan. Se­panjang Januari 2010 saja, ada sektiar 3.400 pengunjung. Mereka datang enam hari dalam seminggu, yaitu Selasa sampai Minggu. "Senin ruang koleksi diliburkan," tambah pria yang sudah mengabdi di mu­seum selama 20 tahun itu.

Soal penambahan koleksi, Edi memastikan selalu berjalan setiap tahun. Saat ini ada sekitar 15 ribu koleksi di Mpu Tantular. Koleksi tersebut terbagi jadi sepuluh jenis. Antara lain, koleksi zaman pra­se­jarah, klasik, zaman Islam, kolonial, dan zaman modern.

Penambahan koleksi, lanjut dia, lebih banyak bersifat insidental. Yaitu, saat ada temuan benda cagar budaya yang perlu dikonservasi. "Tapi, kendalanya adalah alokasi anggaran," ucap dia.
READ MORE - Mpu Tantular Favorit Pelajar-Mahasiswa

Gaya Fighter versus Elegan



Adu Style JDM Racing ala Guru dan Murid

USIA boleh berbeda jauh. Namun untuk urusan meng up-grade mobil, Christo memiliki selera yang sama dengan Ockydinata, 22, seniornya di klub Street Motorsport. Christo yang pelajar SMP Petra 1 Surabaya itu memermak Suzuki Swift dengan style ala JDM. Hasilnya mobil lansiran 2009 itu bergaya fighter.

Sang senior, Ocky -sapaan Ockydinata-, juga menerapkan modifikasi bergaya JDM untuk mobil Honda Jazz keluaran 2008 miliknya. Namun, style yang diusung sedikit berbeda dengan Christo. Ocky menambahkan sisi elegan pada beberapa part mobilnya, yaitu audio dan interior.

Suzuki Swift 2009

Sejak kecil Christo tertarik dengan Suzuki Swift. Pada ulang ta­hu­nnya yang ke-14, sang ayah menghadiahkan Swift buatnya. Begitu resmi memegang kunci, Christo langsung bertekad mengubah mobilnya menjadi bergaya racing.

Christo ingin mobilnya menjadi lebih sporty dan garang. Untuk itu, dapur pacu menjadi bagian pertama yang dirombak oleh penggemar break dance ini. Sektor ini ia berikan sentuhan khusus, agar performa mesin meningkat.

Air filter orisinil diganti dengan lansiran Simota Carbon. Christo menggunakan air filter berkonsep open. Hal itu membuat mesin mampu menyerap udara secara lebih cepat. Bagian itu disempurnakan lewat penggunaan header knalpot bergaya custom stainless 4-1 serta muffler knalpot OEM Kansai Twin. Hasilnya, Swift ini siap digeber hingga mencapai kecepatan 180 km/jam.

Pindah ke sektor eksterior, gaya JDM makin terasa lewat penggunaan komponen body kit lansiran OEM Swift. Tampilan itu dipermanis wing dari Suzuki Sport. "Bagian eksterior aku bikin full-JDM. Warna putih aku pertahanin karena putih identik dengan JDM. Plus, aku kasih cutting stiker I Love JDM di kaca depan," tutur Christo.

Untuk interior, Christo tidak terlalu banyak melakukan perombakan. Ia hanya mengganti jok orisinil dari Swift. Dengan jok racing lansiran recaro top berwarna merah dan hitam. "Sebenernya belum puas, dengan tampilan yang sekarang. Aku pengin memodifikasi lebih total lagi. Terutama untuk bagian interior ini," ujar Christo.

Honda Jazz 2008

Awalnya, Ockydinata menyukai gaya modifikasi elegan. Namun, ketika menempuh kuliah di Singapura, dia melihat berbagai modifikasi unik bergaya JDM. Sepulang dari sana, Ocky pun bertekad untuk merubah Honda Jazz lansiran 2008 miliknya menjadi berkonsep JDM Racing.

Interior menjadi bagian pertama yang dia ubah. Okky memakai konsep Sound Quality (SQ) terpadu dengan nuansa elegan pada beberapa part. Dia menggunakan head unit lansiran Alpine CDA-9887 dan Subwoofer venom 3012x. Paduan itu mampu menghasilkan kualitas suara yang lebih jernih. "Aku penggemar musik-musik jazz. Jadi audio mobil wajib punya kualitas sound yang jernih," ungkap Ocky.

Beralih ke bagian mesin, Ocky memercayakan penggarapannya pada GUT motorsport. Di memakai sistem air filter tertutup, lewat penggunaan air filter lasiran HKS super power flow reloaded. Sistem ini menjaga udara yang masuk tetap segar sekaligus meminimalisir masuknya udara kotor ke dalam mesin.

Selain part-part tersebut, Okky menambahkan beberapa komponen seperti port and polish berukuran 0,8mm serta radiator cap HKS. Menambah daya dari mobil hingga 10 tenaga kuda dari power sebenarnya. Mobil pun mampu dipacu hingga kecepatan lebih dari 180 km/jam.

"Kalau mau dipacu lebih maksimal, kecepatannya bisa lebih dahsyat lagi. Aku masih pengin melakukan beberapa eksperimen pada mesin mobil ini," ujar Ocky
READ MORE - Gaya Fighter versus Elegan

Pacaran Bikin Semangat

[ Sabtu, 20 Februari 2010 ]

Di kepalaku ada suka

yang menggila

Sudikah kamu mengenalku, mendekati aku

Aku mau, tapi malu...

(Mau tapi Malu,

Maia feat Gita Gutawa)

NGGAK asing dong sama lagu di atas? Lagu itu seakan bisa mewakili perasaan anak-anak muda zaman sekarang. Usia remaja jadi momen pertama mengenal cinta. Mulai suka-sukaan, naksir gebetan, belum lagi masa-masa pedekate, malu-malu tapi mau gitu. Hehe.

Umur berapa mulai pacaran? Ternyata, hasil polling DetEksi pada 2000 dan 2010 nggak jauh beda. Mayoritas responDet kali pertama pacaran di umur 14 tahun. Tapi, pada 2010 ini, nggak sedikit juga yang umur 12 tahun udah kenal cinta. Kebayang nggak sih, itu kan usia-usia anak SMP. Kayak apa ya pacarannya?

Kebanyakan pacar pertama mereka adalah teman sekelas (38,1 persen). Buat apa punya pacar di umur segitu? ResponDet pada 2000 kebanyakan menjawab pengin bersenang-senang, have fun sama pacar (27,6 persen).

Anak muda zaman sekarang nggak jauh beda. Alasan responDet pada 2010 rata-rata sama kok. Beberapa responDet yang diwawancarai DetEksi juga menjawab hal yang sama. Yang pertama, ada Elisa Noelia asal SMA Kartika V-3. Dia pertama punya pacar umur 14 tahun. Nggak jauh-jauh, sama teman sekelas. Kenapa pilih dia? "Ya, dia yang nembak. Aku terima aja, pengin ngerasain pacaran. Buat have fun aja sih," ujarnya.

Have fun yang dimaksud Elisa adalah buat selingan sekaligus penyemangat belajar. "Dari pagi sampai siang belajar. Kalau ada pacar, ada yang menghibur, malam telepon-teleponan. Berangkat ke sekolah juga semangat soalnya bakal ketemu pacar," tuturnya.

Ferdinand Yoel juga mulai naksir lawan jenis sekitar umur 14 tahun. "Mulai su­ka sama cewek, teman sendiri," ucapnya.

Tapi, berhubung masih kecil, Yoel belum berniat pacaran serius. Pacaran baginya adalah buat senang-senang. "Paling kita cerita-cerita, cur­hat, saling dukung juga biar semangat belajar," lanjutnya. Wah, bagus tuh kalau punya pacar dijadikan penyemangat belajar (fry/nor)
READ MORE - Pacaran Bikin Semangat

Belanja Mudah dengan E-Commerse



KITA memang patut berterima kasih kepada penemu world wide web (www) Sir Tim Berners-Lee. Berkat temuan revolusioner itu, kita bisa dipermudah melakukan banyak hal. Termasuk belanja. Shopping online yang populer de­ngan nama e-commerce pun bukan hal susah untuk dilakukan.

Belanja lewat dunia maya itu memang sudah populer. Namun, masih saja ada yang belum memaksimalkan. Padahal, e-commerce memiliki banyak keuntungan. Baik dari segi kepraktisan maupun waktu belanja yang bebas dilakukan kapan saja.

Salah seorang responDet yang memanfaatkan e-commerce adalah Farida Intania di SMAN 9. Cewek itu cukup sering memanfaatkan fasilitas e-commerce. Biasanya sih cewek berzodiak Gemini itu belanja buat kebutuhan fashion.

"Baru beberapa bulan ini aku belanja pakai internet. Awalnya sih iseng aja nyoba beli barang pakai Facebook. Barangnya kan lucu-lucu. Yang jual ada di Bandung, makanya aku ngerasa lebih dipermudah belanja lewat internet. Nggak perlu repot-repot pergi ke sana," ujar Intan.

Benar saja, dalam beberapa hari, barang pesanan Intan sudah sampai di tangan. Dia juga nggak pernah dikecewakan toko online itu. Hal tersebut membuat Intan semakin yakin bahwa belanja di internet itu menyenangkan dan mudah.

Arief Wijaya di SMA Khadijah juga sering menggunakan jasa e-commerce. Cowok satu itu sih lebih memilih untuk membeli barang-barang koleksi. Awal kebiasaan Arief belanja online adalah dari ikutan forum.

Di forum itu, Arief berbagi info tentang macam-macam hal. Yang paling banyak adalah barang-barang kesayangan dan hobi. Biasanya Arief ngobrolin tentang gadget di forum itu.

Si Arief juga pernah coba beli gadget lewat internet. Dengan cara itu, Arief nggak perlu capek keluar rumah. Dia cukup duduk manis di depan laptop dan memilih barang kesukaannya.
READ MORE - Belanja Mudah dengan E-Commerse

TEMPATKU BERPIJAK

by:Leoni Margaretha

Airmataku masih mengalir bila menyadari harus kehilangan sebagian kehidupan dan masa depanku, akibat dari kecelakaan fatal yang kualami setahun lalu. Kecelakaan yang merenggut kaki kiriku...
Kupandangi kakiku yang hanya tinggal sebelah, kaki kanan yang sendiri, tak ada teman saat berjalan, dan menopang tubuh. Namun kaki kananku tentu saja tak sesedih aku, karena akulah yang merasakan betapa beratnya hidup tanpa sepasang kaki yang lengkap.

baca Lanjutan cerita:

Kejadian itu telah merubah total hidupku, aku yang dulu riang, bangga pada diriku, selalu optimis memandang masa depan, kini menjadi pendiam, minder dan menutup diri. Hidupku telah hancur.

Apalagi ketika kekasih yang telah menemaniku selama dua tahun, Thomas, meninggalkanku. Dengan alasan yang sangat sederhana, tak ingin merawat wanita cacat sepertiku seumur hidup.

Kuhela nafasku panjang, menahan perihnya hati kala mengenang semua, kadang sampai terlintas dibenakku untuk mengakhiri hidup yang sudah tak berguna ini, yang menjadi benalu bagi orang-orang yang aku sayang. Andai saja aku tak ingat perjuangan mamaku saat mempertahankan aku, aku pasti sudah melakukannya.

Tiba-tiba saja ponselku berbunyi...kulihat nomor yang muncul di layar. Entah siapa?
"Halo..." sapaku.
"Benar ini Vivian?" tanya seorang cowok dari seberang.
"Iya, siapa ini?"
"Aku Edo, Vi...ingat?"
"Edo? Hm...Edward Raditya?" tebakku, menyebut nama seorang sahabat yang dulu sempat mengisi hariku.
"Rupanya kamu masih mengingat aku, Vi,"
"Bagaimana aku bisa lupa?" aku bahagia, karena sahabat yang dulu pernah singgah di hatiku, tiba-tiba saja muncul, setelah hampir sepuluh tahun menghilang.
"Kamu tahu nomorku dari siapa?" tanyaku penasaran.
"Gina...beberapa hari lalu aku ketemu dia,"
"Aku juga udah lama nggak ketemu Gina, sekarang dia ada di mana? Dan kamu?"
"Aku dan Gina ada di Semarang, hm...besok Minggu, aku ke Yogya, bisa kasih tahu alamatmu, aku mau ke rumahmu," kata Edo mengejutkanku. Lalu aku kembali melirik kakiku, rasa sakit hati kembali menyelimuti hatiku.
"Minggu aku pergi, Do...maaf ya," jawabku lirih. Aku tak mau Edo kecewa karena aku bukanlah aku yang dulu, yang bisa menemaninya jalan kemanapun dia mau.
"Ya udah, nggak apa-apa, tapi lain kali kalo ada waktu kita ketemuan ya?"
"Hm.. iya," aku terpaksa memberikan janji palsu, hhh...

***

Dari situ bermula kembali, hubungan yang dulu sempat terputus. Edo sering menghubungiku, meskipun belum satupun pertemuan yang dia ingini, aku iyakan. Aku tak kan membiarkan Edo tahu, kalo aku cacat! Aku tak mau dia seperti temanku lain, yang memandangku sebelah mata, terlalu mengasihaniku atau menghindariku karena tak mau direpotkan. Karena itulah, aku terpaksa terus berbohong...maafkan aku, Do.

***

"Vi, aku nggak sabar pengin ketemu kamu nih...besok aku ke Yogya ya? Aku udah dapat alamat kamu dari Gina kok," kata Edo, lagi-lagi mengejutkanku. Aku panik, dan tak tahu harus bagaimana...
"Aku sibuk, Do, maaf," jawabku.
"Kalo malam pasti di rumah kan?" tanyanya penuh harap.
"Aku...aku udah pindah rumah!" aku kembali bohong! Aku benci kenapa harus terus melakukan ini.
"Kenapa kamu menghindari aku, Vi?" Edo mulai curiga,
"Aku bener-bener sibuk!" jawabku singkat. Kudengar Edo menarik nafasnya panjang.
"Vi, jujur saja aku sebenarnya ingin minta maaf sama kamu," katanya lirih. Edo minta maaf? Memangnya apa kesalahannya padaku?
"Dulu aku mengacuhkan perasaanmu, padahal sebenarnya aku tahu kalo kamu mencintai aku," Deg! Ternyata Edo tahu???
"Kamu pasti masih marah ya, karena itu kamu nggak mau menemui aku," sambungnya. Aku terdiam.
"Vi, asal kamu tahu aja ya, aku ingin menemui kamu, untuk memperbaiki hubungan kita... aku nggak pernah bisa melupakan kamu, aku sayang sama kamu, Vi," aku masih saja terdiam, hatiku hancur, dan perih... Airmatakupun mengalir deras membasahi pipi.
"Tapi aku sudah bukan aku yang dulu, Do," ucapku dengan bibir bergetar.
"Jadi kamu sudah menikah ya? Aduh, maaf...aku nggak tahu, kupikir kamu masih sendiri," kudengar Edo tertawa kecil namun aku tahu itu dipaksakannya.
"Tapi bukan berarti kita nggak boleh temenan lagi kan?" sambungnya. Kuhela nafasku panjang, mempersiapkan satu kebohongan lagi, sungguh tragis!
"Boleh...tapi jangan datang ke rumahku ya, suamiku pencemburu," kataku lirih.

***

Tok...tok...tok
Kudengar pintu rumahku diketuk. Aku segera meraih krekku dan berdiri. Betapa terkejutnya aku saat melihat sepasang mata yang dulu begitu akrab menatapku, dan sebersit senyum yang begitu melekat di hatiku...
"Edo?!?" kataku tak percaya. Sedangkan Edo menatapku dengan nanar, shock tak percaya memandang ketidak utuhanku. Dan itu terasa sangat menyakitkan untukku...
"Apa?!? Kaget?!? Sudah aku bilang kamu jangan pernah ke sini!!! Sudah puas kamu melihat aku seperti ini!!" bentakku. Namun Edo masih saja tak berkutik. Bahkan saat kututup pintu dengan keras, diapun masih terdiam. Aku menangis, hatiku hancur, sangat hancur... menyadari aku akan kehilangan Edo untuk yang kedua kali.
Tunggu...bukankah aku tak mau kehilangan Edo, lalu mengapa aku melakukan ini? Aku mengambil krekku lalu berjalan tertatih-tatih kembali membuka pintu. Namun Edo sudah tak ada di sana... aku menyesal...

Dan yang lebih kusesali, sejak kejadian itu, Edo tak pernah lagi menghubungi aku, Edo telah menghilang lagi...

***

Sebulan telah berlalu, mama memanggilku.
"Vi, ada teman kamu nih," katanya. Aku mengerutkan alisku. Teman? Bukankah semenjak kecelakaan itu, aku kehilangan semua temanku? Dengan penasaran akupun melangkah keluar.

Kulihat Edo duduk bersama mamaku. Dia melemparkan senyumnya padaku.
"Mama masuk dulu, Vi..." kata mama sambil menepuk bahuku.
"Ada apa kamu ke sini? Mau menertawakan aku?!?" ucapku ketus. Edo kembali tersenyum.
"Maaf ya, waktu itu aku pulang nggak pamit dulu sama kamu," katanya.
"Sudahlah, lupakan," kataku singkat.
"Aku punya sesuatu buat kamu...nih," katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan yang agak besar padaku.
"Kamu nggak perlu memberi aku apa-apa!"
"Sudahlah terima saja, aku tulus kok," Lalu aku membukanya, dan aku terkejut melihat isinya... sebuah kaki kiri palsu...aku menatap Edo tak percaya.
"Tapi ini mahal, Do..." kataku.
"Itu masih belum seberapa, Vi...ada yang lebih dari itu yang ingin aku berikan padamu," Edo menatapku lembut.
"Aku ingin memberikan kedua kakiku untuk menjadi tumpuanmu...pijakanmu, yang selalu mengiringi setiap langkahmu, dan tempatmu bersandar ketika lelah menghadapi semua cobaan hidup... Vi, aku mencintai kamu, menikahlah denganku," Edo menggenggam tanganku erat lalu mengecupnya.

Aku menangis bahagia, menyadari kecacatanku tak menghalangi Edo untuk menikahi aku, bahkan dia dengan cinta tulusnya, mampu mengembalikan rasa percaya diriku dan kehidupanku yang sempat hilang dan hancur.

Edo, terima kasih, telah memberikan harapan baru untukku.

READ MORE - TEMPATKU BERPIJAK

Gadis Penggantimu

by Leoni Margaretha

Hhh, bete! Itulah yang beberapa hari ini aku rasakan. Semenjak Nala meninggalkanku, untuk menikah dengan seorang pengusaha kaya, aku merasa hidupku jadi monoton dan membosankan.

baca Lanjutan cerita:

Bayangkan saja, biasanya setiap hari aku selalu bertandang ke rumahnya, melihat senyum manisnya, tatapan lembutnya, memeluk pinggang rampingnya, mencium bibirnya yang merekah indah, merabai tubuhnya... aahhh aku kecanduan pada Nala, kecanduan yang parah. Hingga aku tak peduli siapa Nala? Tak peduli pekerjaannya yang sebagai stripper di sebuah tempat hiburan malam terelite, yang mempertemukannya dengan si pengusaha kaya...

Kuhela nafasku panjang seraya melangkah gontai menelusuri koridor sebuah swalayan. Ahhh, andai saja Nala menemaniku, pasti sedap rasanya... Nala, kau sudah membuatku gila!
Aku menghentikan langkahku saat melihat seorang gadis manis berambut lurus panjang sepinggang, gadis itu mengingatkanku pada Nala. Mulai dari cara berpakaian, dan gerak-geriknya mirip sekali dengan Nala. Wah! Apa yang harus aku lakukan?!?

Sungguh gadis itu terlihat sangat sexy, terbalut tank-top warna merah, yang menonjolkan bagian dadanya yang indah, dan celana jeans mini warna putih, yang menunjukkan kaki panjangnya yang putih mulus. Dadaku berdesir menatapnya, aku kagum! Merasa kuperhatikan gadis itu pun menoleh, lalu tersenyum. Alamaakkk!!! Ternyata senyumnya lebih dahsyat dari Nala, giginya rapih dan putih. Jangan-jangan dia artis atau model?!? pikirku. Waaaahhh, sepertinya ini sasaran yang tepat!

Dengan penuh semangat aku pun mendekatinya.

"Hai." sapaku. Gadis itu kembali tersenyum,

"Hai," balasnya.

"Sendirian, Neng?"

"Iya,"

"Boleh abang temani?" tanyaku penuh harap. Gadis itu mengangguk, wow, ini luar biasa, sekejab saja bayangan Nala lenyap dari pikiranku.

"Boleh, Bang...," Aduuuhhh, hatiku semakin berharap yang bukan-bukan.

"Kalo boleh tahu nih, nama Eneng siapa?" tanyaku.

"Sandra, Bang, kalo Abang?"

"Niko," jawabku.

Bermula dari perkenalan itu, akupun akhirnya dekat dengan Sandra. Sampai pada suatu malam, Sandra memintaku untuk menginap di rumahnya... bisa dibayangkan bagaimana perasaanku?!? Jelas dag dig dug! Sudah sebulan sejak Nala pergi, aku tak pernah melakukannya lagi, hehehe... Malam ini akan menjadi malam yang indah untukku.

Sandra menggandeng tanganku masuk ke kamarnya, lalu berbisik lembut di telingaku,

"Tunggu ya, Bang, aku mau ke kamar mandi dulu," Jantungku makin berdesir, saat nafasnya menyentuh daun telingaku. Lalu kuanggukkan kepalaku.

Saat menunggu Sandra, aku mencari sebuah majalah yang mungkin terletak di laci meja kecil samping tempat tidur, tapi ternyata tak ada majalah di sana, yang ada hanyalah sebuah dompet pria berwarna hitam. Terus terang saja aku tergoda untuk membukanya, bukan apa-apa, aku hanya penasaran saja. Mumpung Sandra masih di kamar mandi, akupun meraih dompet itu, dan membukanya...

Aku mengambil sebuah kartu identitas, aku membacanya,

"Alexander??? Sudah menikah???" sontak aku terkejut. Jangan-jangan ini suami Sandra,

"Mati aku!" aku segera beranjak dan bersiap untuk pergi, namun Sandra keburu muncul dengan mengenakan lingerie yang super sexy dan transparan, membuat dadaku kembali berdesir.
Aaaahhhh!!! Persetan amat istri orang! pikirku lalu kupeluk Sandra dengan penuh nafsu.
Kutelusuri tiap jengkal tubuh mulusnya. Oh, nikmatnya dunia... namun entah kenapa dadaku masih terasa sesak ketika mengingat Sandra adalah istri orang??? Seburuk-buruknya aku, sebejad-bejadnya aku, aku belum pernah meniduri istri orang?!? Aku menghentikan aksiku sebelum kami melangkah lebih jauh.

"Kenapa berhenti, Bang?" tanya Sandra.

"Hm... ada yang mau aku tanyain," kataku, "Siapa Alexander?" Kulihat Sandra terkejut.

"Siapa dia, San? Suamimu ya?" Sandra menggeleng.

"Lalu kalo bukan suamimu, siapa? Dompetnya kamu simpan di laci?!? Jangan-jangan kamu simpanannya ya?" tanyaku lagi dengan penuh curiga.

"Bukan, Bang, sudahlah Bang, jangan terlalu dipikirin," jawabnya. Bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya? Bagaimana kalo semua dugaanku benar, trus setelah dari sini, aku dicegat oleh Alexander, lalu memukulku sampai boyok, atau malah membunuhku! Aku bergidik membayangkannya. Tapi.. jangan-jangan itu memang bukan dompet suami atau pria simpanan Sandra! Jangan-jangan Sandra adalah tukang copet?!? Pikirku tak percaya. God!!! Kenapa nasibku seperti ini, setelah pacaran dengan stripper, sekarang malah pacaran dengan copet! Sial!!!

"Bang...," Sandra menggenggam tanganku.

"Aku nggak nyangka kalo kamu pencopet, San," kataku. Sandra makin terkejut, lalu tertawa.

"Aku bukan pencopet, Bang...,"

"Lha klo bukan pencopet, kenapa dompet orang lain bisa kamu bawa???"

"Siapa bilang itu dompet orang lain, itu dompetku kok, Alexander itu namaku saat masih menjadi suami orang, Bang, jauh sebelum aku operasi alat kelamin..." katanya. Apa?!? Aku langsung bergegas mengenakan pakaianku kembali lalu kabuuuur!!!

"Bang, sekarang aku udah jadi wanita tulen kok!!! Jangan pergi, Bang!" teriak Sandra memanggilku. Namun aku tak peduli. Aku terus berlari, dan berlari... satu yang ingin aku lakukan ketika sampai di rumah nanti... MANDI KEMBANG TUJUH KALI!

READ MORE - Gadis Penggantimu

Ternyata Suamiku Pembunuh Berdarah Dingin?!?

Malam ini entah kenapa udara yang biasanya panas, mendadak berubah menjadi dingin, ketika aku dan suamiku, tengah menikmati nyamannya tertidur di atas kasur, yang membawa kami berdua terbang ke indahnya alam mimpi. Kurapatkan selimut mencoba melawan rasa dingin yang mendadak meresap ke dalam pori-pori tubuhku.


baca Lanjutan cerita:

Kupandang wajah suamiku diremangnya sinar lampu kamar. Begitu damai dan lembut, sama sekali tak memancarkan amarah, atau kebengisan. Selayaknya perilaku yang dilakoninya sehari-hari, sabar dan bersahaja. Aku tersenyum melihat matanya yang terpejam, lalu kusentuh lembut rambutnya., dan sekali lagi kubisikkan kata cinta, sebelum akhirnya aku kembali melayangkan sukma ke alam bawah sadarku.

BRAK! GLEDEG! DUG!

Aku dan suamiku terperanjat mendengar suara itu. Suara yang berasal dari luar kamar.
“Anak-anak bangun?” Akupun segera beranjak, untuk menemui dua buah hatiku, namun suamiku melarangnya.

“Jangan, Ma, sebaiknya biar aku aja, karena biasanya anak-anak kan nggak pernah bangun malam-malam gini!” bisiknya. Iya juga sih, anak-anak memang kalau sudah tidur, tak pernah bangun hingga menjelang pagi. Lantas siapa yang bersuara itu? Maling?
Kulihat suamiku mulai beranjak dari tempat tidur, kupegang tangannya,

“Hati-hati ya, Pa,” Suamiku mengangguk. Sambil menjinjit dia membuka pintu dengan sangat pelan, mencari dari mana suara itu berasal. Sementara aku hanya bisa melihatnya dari balik pintu, ke mana suamiku melangkah. Suamiku menuju ke belakang rumah, lalu kembali lagi sambil membawa sebuah balok kayu. Untuk apa??? Separah itu kah? Hingga suamiku harus membawa balok?

Karena penasaran diam-diam aku mengikuti suamiku dari belakang, ternyata suamiku menuju ke dapur yang cukup gelap, karena hanya mendapatkan penerangan dari lampu taman yang menembus melalui jendela. Dan benar saja, terlihat sesosok bayangan hitam, mengacak-acak isi almari dengan cueknya, tanpa tahu kami ada di belakangnya. Lantas kulihat suamiku mengayunkan balok itu dan Brakkk! Suamiku memukul kepala maling itu sekeras mungkin, hingga maling itu terjatuh dan terkapar di lantai. Lalu suamiku menyalakan lampu dapur untuk melihat si maling lebih jelas! Namun ternyata si maling masih bergerak, sekali lagi suamiku mengayunkan balok itu tepat di kepala dan Croootttt!!! Darah muncrat ke mana-mana, percikannya mengenai setiap perabot yang ada di sana. Tapi itu tak membuat suamiku berhenti memukul kepala maling itu, suamiku terus memukulnya sampai berulang-ulang kali, maling itupun tak bergerak lagi, mati! Dengan otak yang berhamburan keluar melalui lubang mata dan telinga. Pemandangan yang teramat sangat mengerikan, yang baru sekali ini kulihat di sepanjang hidupku. Dan yang lebih mengerikan lagi ternyata… suamiku adalah seorang pembunuh berdarah dingin!

Kututup mulutku dengan kedua telapak tanganku. Aku tak percaya, suamiku bisa begitu tega melakukan itu, dengan tanpa perasaan! Suamiku yang berwajah baik dan lembut itu ternyata berdarah dingin dan sadis! Tubuhku gemetar sangat ketakutan, apalagi saat kulihat dia dengan tanpa perasaan mengelap darah dan otak yang berceceran dengan menggunakan tissue!

“Aku nggak nyangka papa bisa begitu sadis!” kataku masih dengan mulut yang bergetar. Sementara suamiku terkejut menyadari kehadiranku.

“Sejak kapan mama berdiri di situ?!?” tanyanya.

“Dari tadi, Pa…,” Suamiku menatapku.

“Aku benci ada yang menyusup ke rumah kita dan mengambil apa yang kita punya, Ma! Dan aku juga nggak mau anak kita, keluarga kita jadi korbannya! Daripada itu terjadi, mending aku habisi dia duluan kan?!?” Suamiku benar, hanya saja aku shock melihatnya melakukan itu.

“Sebenarnya aku juga nggak ingin ngelakuin ini, Ma, tapi aku terpaksa memukul dia sampai mati! Andai saja bisa kutangkap pasti aku tangkap! Tapi Mama tahu sendirikan dia itu gesitnya kayak apa? Bisa-bisa lari duluan sebelum ketangkap!” Aku mengangguk, membenarkan ucapan suamiku, tapi dasarnya aku orangnya tidak tegaan, tetap saja kejadian itu terlalu sadis untukku.

“Lagi pula sebelum memukulnya aku udah minta maaf dulu kok sampai berulang-ulang kali lagi, malahan sempet memohon supaya Tuhan mengampuni aku, hanya saja tadi Mama nggak denger karena terlalu jauh,” jelas suamiku, kali ini membuatku tersenyum.

Dasar suamiku berhati lembut, mau membunuh tikus saja pakai doa dan minta maaf dulu, benar-benar aneh… Tapi setidaknya aku kini sedikit merasa lega, karena nyatanya suamiku tak sesadis yang aku kira!

READ MORE - Ternyata Suamiku Pembunuh Berdarah Dingin?!?

Nafas Jiwa

Seberkas sinar menyilaukan menusuk pupil mataku, membuatku mengerjap perlahan. Tapi tunggu! Di mana saat ini aku berada?!? Lalu kubuka mataku, namun sinar putih itu menembusnya tajam hingga membuatku kembali memejamkannya.

Saatku kembali terpejam, memoriku kuputar kembali ke beberapa waktu lalu, yang kuyakin dengan begitu aku akan tahu jawaban dari pertanyaanku, di mana aku saat ini...

Baca kelanjutan cerita:

Kulihat seorang gadis dengan senyumnya yang sangat manis bergelayut di lengan kananku, sepintas aku lupa siapa dia? Aku hanya merasa bahwa dia adalah seorang yang sangat dekat denganku. Dengan manja dia terus bergelayut seolah tak ingin lepas barang sedetikpun. Lalu gadis itu merapatkan bibirnya di telingaku lalu berbisik,

"Mas, kamu tahu nggak kenapa aku jadi seperti ini?" aku menggelengkan kepalaku.

"Karena saat ini aku bahagia, kamu tahu kenapa?" sekali lagi aku menggelengkan kepalaku.

"Aku hamil, Mas," ungkap gadis itu dengan memamerkan ekspresi bahagianya.

Ya Tuhan, kini aku ingat siapa gadis itu, dia adalah Rona, istriku yang sudah aku nikahi selama tiga tahun, istriku yang sangat aku cintai dan mencintai aku?!?

***

Aku kembali membuka mataku, masih silau namun aku berusaha untuk bisa menatap sekelilingku. Pertama yang kulihat hanya buram, namun lama-lama mulai nampak jelas. Aku berada di sebuah ruangan yang serba putih, dan beraroma obat-obatan, yah aku berada di kamar rumah sakit. Tapi kenapa aku berada di sini??? Sekali lagi aku mencoba mengembalikan ingatanku di peristiwa terakhir yang membawaku ke sini.

...(flashback)

"Ma, aku berangkat dulu ke rumah sakit," pamitku pada seorang wanita tengah baya, hm... mamaku???

"Tapi ini udah malam, Ren!"

"Nggak tahu kenapa, Ma, aku kangen banget sama Rona, lagian kan udah dari dua hari yang lalu aku belum ke rumah sakit,"

"Tapi kamu kan baru aja sampai dari luarkota?!? Apa kamu nggak cape???" aku menggelengkan kepalaku, buatku tak ada rasa capek untuk bertemu dengan istriku yang teramat aku cintai.

"Aku pergi dulu, Ma," ucapku lalu kucium punggung jemari wanita yang telah melahirkanku itu.

"Iya, tapi hati-hati di jalan ya,"katanya. Aku mengangguk.

Lalu aku pergi dengan mobil warna hitamku, tak seberapa lama, aku mendengar bunyi ponselku, bip... tit... dit... aku mengangkatnya.

"Kak Rendra, ini Marsha, barusan aja kak Rona menggerakkan jarinya, cepetan ke sini ya Kak,"

Lalu akupun segera melesatkan mobilku melebihi batas kecepatan normal, aku ingin segera melihat Rona bangun, aku tak sabar ingin melihatnya sadar, setelah sekian lama koma... koma???

***

Aku segera beranjak dari tempat tidurku, menyadari bahwa Rona koma, dan itu artinya aku harus bergegas menemuinya...

Akupun melangkah keluar dari kamarku, anehnya aku masih mengenali koridor menuju ke kamar tempat Rona dirawat. Akupun segera berlari ke sana, berharap melihat Rona telah tersadar dari tidur panjangnya.

Sesampainya di depan kamar itu aku masuk, namun masih saja beribu
kecewa kurasakan, karena Rona masih saja aku temukan terbaring lemah di sana. Lalu aku melangkah mendekatinya. Kusentuh keningnya lalu bibirnya, masih saja tak bergerak. Kuhembuskan nafasku panjang seraya menggenggam erat tangannya yang kurang lebih selama dua bulan membeku.

Lalu tiba-tiba saja sepenggal ingatanku kembali lagi.

...(flashback)

"Selamat, Pak, anak anda laki-laki," kata seorang dokter sesaat setelah keluar dari ruang persalinan.

"Lalu bagaimana dengan istri saya, Dok?" tanyaku panik. Dokter itu diam, lalu menarik nafasnya panjang,

"Istri anda banyak mengeluarkan darah, dan sampai sekarang dia masih belum siuman, teruslah berdoa Pak, hanya Tuhan yang bisa membantunya, sedangkan kami team dokter hanya bisa berusaha."

Bagai petir menyambar kepala dan hatiku, hancur berkeping-keping.

***

Tanpa sadar airmatakupun meleleh untuk yang kesekian kalinya. Aku kecewa jelas kecewa karena Tuhan tak mendengarkan doa yang kupanjatkan untuk Rona. Yang aku inginkan tidaklah banyak dan sulit, aku hanya ingin Tuhan memberikan yang terbaik untuknya, entah itu sadar ataupun pergi untuk selamanya... asalkan jangan membuatnya menderita seperti ini, terjebak diantara dua dunia... aku tak rela Rona harus merasakan semua ini?!?

Secepatnya kuhapus airmataku saat kulihat pintu kamar terbuka perlahan, Marsha, adik Rona, bersama seorang pria tengah menggendong tangan seorang anak berusia sekitar lima tahunan masuk ke dalam. Lalu anak itu turun dari pelukan pria itu dan berlari mendekatiku... hm, bukan... dia mendekati Rona.

"Mama, bangun, Ma, ini Rendra..." kata anak itu sambil menyebut namaku. Namaku? Bukan?!? Nama anak itu sama dengan namaku?!? Rona membuka matanya perlahan lalu tersenyum. Demikian juga dengan pria itu,

"Maafin aku ya, aku terlambat, jadi nggak bisa nemenin kamu melahirkan, tapi aku sudah melihat anak kita kok, dia cantik seperti kamu," katanya mengejutkanku.

"Aku yang harusnya minta maaf, San, nggak nungguin kamu datang... Kamu nggak keberatan kan? Aku ngotot untuk melahirkannya tepat ditanggal, hari dan jam yang sama dengan waktu kematian Mas Rendra? Dan aku juga ngotot untuk di tempatkan di ruangan ini agar..." kata Rona lalu menangis. Pria itu mengelus rambut Rona lalu berkata, "Sudahlah... aku bisa memakluminya kok."

...(flashback)

Aku melihat traffic light berwarna merah lalu sorot lampu menyilaukan sebuah kendaraan besar muncul dari arah kanan... tampak begitu jelas di mataku, dan dengan begitu cepat mendekat!!!

***

Segera kulepaskan tanganku dari tangan Rona, tubuhkupun bergetar, shock! Dan ternyata itu membuat Rona seperti menyadari kehadiranku. Matanya lembut menembus mataku, tepat! Meski mungkin dia tak benar-benar bisa melihatku.

"Agar kamu bisa menemui aku, Mas, maafkan aku," desisnya pelan, namun sangat jelas terdengar di telingaku.

***

Namun setidaknya aku kini bisa pergi dengan tenang, karena Rona kini telah hidup bahagia, meskipun bukan bersamaku lagi.

Terima kasih Tuhan, Kau telah mengabulkan doaku untuk Rona, Kau telah memberikan yang terbaik untuknya, meski bukan yang terbaik untukku. Namun aku tetap merasa bahagia...

***

Tercatat waktu kematian Rendra: Selasa, 6 Januari 2004 pukul 00.15
Dan waktu kelahiran: Selasa, 6 Januari 2009 pukul 00.15



READ MORE - Nafas Jiwa

HOW STUPID I AM?!?

by Leoni Margaretha

Berbagai cara sudah aku coba untuk bisa melupakan sosoknya dengan selalu mengenang kejadian menyakitkan yang pernah terjadi di dua belas tahun yang lalu, tapi tetap saja aku tak pernah bisa lupa.

baca Lanjutan cerita:

Entah kenapa sosok dirinya masih begitu melekat erat dalam hatiku, bahkan semakin parah saja, sehingga membuatku tetap sendiri diusiaku yang sudah menginjak dua puluh sembilan tahun ini. Kenapa tak ada pria yang bisa menggantikan posisinya di hatiku? Kenapa aku tetap mencintainya meskipun berulang kali dia menyakiti hatiku? Kenapa aku begitu bodoh? Sampai kapan aku mau terus begini? Seribu pertanyaan memenuhi benakku...

“Aya...” suara mamaku membelah lamunanku, segera aku mengubah ekspresi sedih di wajahku, aku tak mau mamaku tahu keresahanku. “Apa, Ma?”

“Besok tante Erni datang, bukan apa-apa sih... ehm, maksudnya beliau mau mengenalkan putranya ke kamu...,” lagi-lagi... kutarik nafas panjang, sudah tiga kali ini mama berbuat begini, aku sih maklum saja, itu semua karena kedua adik perempuanku sudah menikah.

”Kamu masih belum menyerah kan,Ya?” kutarik bibirku mencoba tersenyum,

“Sebenarnya Aya sudah capek, Ma... tapi buat Mama, Aya akan selalu coba...,” Mama mendatangiku lalu mengusap rambutku,

“Bukan maksud mama menjodohkan kamu, Ya... mama cuma mau bantu,” aku anggukkan kepalaku, “Thanks, Ma,”

***

Seperti kata mama kemarin, tante Erni teman SMU mama datang. Akupun bergegas merapikan rambut panjangku, dan masih tetap dengan perasaan dingin aku keluar kamar... sama seperti yang kurasakan saat kedatangan kedua teman mama yang lain sebelum ini. Aku berhenti sejenak di depan pintu saat memandang pria bertubuh tinggi yang saat ini tengah berdiri berhadapan dengan mama, dan itu artinya membelakangi aku. Sejanak aku terkesima, sosok itu mirip... tapi model rambutnya berbeda... jantungku mulai berdebar, lalu kuhela nafasku panjang, kenapa dari belakang sosoknya mirip sekali dengan Andre...? Pria yang selama ini tak mampu hilang dari pikiranku.

“Aya...,” mama melambaikan tangannya kearahku, mataku terus menatap pria itu nanar. Akupun melangkah mendekat, sambil terus mencoba menenangkan diri. Sedangkan pria itu sama sekali tak menoleh kearahku, tante Erni tersenyum, “Hai, Ya...,” sapanya.

“Malam, Tante,” balasku.

“Kenalin nih...,” Deg!!! Jantungku benar-benar copot, yang benar saja... dia benar-benar Andrean Satria...

“Hai, Ya... kita ketemu lagi,” sapanya sambil mengulurkan tangannya. Dengan hati gundah gulana aku balas jabatan tangannya yang hangat.

“Lho kalian kok...,” ucap mama bingung.

“Aya dan Andre sempat berteman waktu SMU, Ma,” ucapku.

“Berteman?” balas Andre. Ups! Aku merasa konyol mengatakannya, tapi..., “sebenarnya kami sempat pacaran, bukan begitu, Ya?” Andre tetaplah Andre... orang yang suka bicara blak-blakan dan apa adanya.

“Wah kebetulan dong kalo gitu...,” ucap tante Erni seraya tersenyum menggodaku.

“Kalo gitu, kalian nostalgialah dulu, mama sama tate Erni masuk ke dalam dulu,” lalu mereka berdua meninggalkan kami.

Cukup lama aku terdiam, canggung rasanya meskipun mungkin pertemuan kembali ini sangat aku harapkan.

“Kamu masih sama seperti dulu, Ya..., cantik dan lugu,” kata Andre memecahkan keheningan. Namun aku masih diam, aku malah kembali teringat saat terakhir kali aku bertemu dengannya, kejadian itu... sangat menyakiti aku. Tanpa sadar airmatakupun menitik, dan Andre mengusapnya dengan lembut.

“Aku minta maaf, Ya...” katanya. Maaf? Kenapa satu kata itu tak pernah terpikir olehku... apakah aku bisa memaafkannya atas kejadian itu? Kalo tidak... kenapa aku masih menyimpan perasaan cinta padanya? Kenapa semua ini ternyata begitu membuatku bingung... Aya apa sih maumu? Katamu cuma Andre... dan sekarang dia telah berdiri di depanmu, tapi kamu nggak bisa mengucapkan apapun... bahkan kata maafpun tak pernah terpikirkan olehmu?!?

“Aku ingin mengulangi semuanya dari awal, kalo kamu nggak keberatan, Ya..., aku ingin memperbaiki hubungan kita dulu,” Andre ingin memperbaikinya, ini kan yang aku seharusnya harapkan, tapi kenapa seolah aku tak bisa mengharapkan dia... kenapa aku ini? Terbayang lagi kejadian per kejadian dimasa laluku, begitu playboynya pria satu ini, putus sambung lebih dari sepuluh kali dalam satu tahun... dan yang terakhir kalinya...

“Kamu terlalu percaya diri, kalo aku nggak akan mungkin mutusin kamu, Ya,” ucapnya saat itu.

“Tapi kamu selalu minta kembali ke aku kan?” balasku tak mau kalah waktu itu.

“Itu semua ada alasannya... , mau tahu?” bisiknya, “karena kamu adalah cewek yang paling bisa aku bodohi... hahaha...,” Sekeras mungkin aku tampar pipi Andre, sakit mungkin tapi tetap tak sesakit luka hatiku...

"Eh, kamu kira aku sungguh-sungguh mencintai kamu ya!” sekali lagi Andre mencelaku, dan sekali lagi hampir aku mendaratkan tamparanku yang kedua di pipinya, tapi tangannya keburu menangkapku.

“Mana ada sih cewek yang mau diajak balik setelah cowoknya menyeleweng kecuali kamu, Ya... udah gitu sampai berulang-ulang lagi... konyol!!!” tangan Andre menghempaskan tanganku keras. Hhh...

***

“Ya... Aya,” panggil Andre menyadarkan aku dari lamunanku. Aku menatapnya tajam,

“Sekali lagi untuk kesekian kalinya, An... aku maafin kamu,” kataku. Andre tersenyum seraya menggenggam tanganku, aku segera melepaskan tanganku..., “tapi aku bukan Aya yang dulu begitu bodoh di matamu, aku nggak akan mengulanginya lagi,”

“Tapi aku yang sekarang juga bukan aku yang dulu, Ya... aku sudah berubah,” balas Andre.

“Apalagi kamu sudah berubah, An... aku akan merasa belum pernah mengenal kamu, kenapa aku harus nekat pacaran dengan seseorang yang belum pernah aku kenal?” Sungguhkah aku mengatakan ini pada Andre? Aku sendiri tak percaya... aku yang begitu tak bisa melupakan Andre... setelah duabelas tahun ini.

“Maaf, An... aku nggak bisa,” aahhhh... lega rasanya dadaku setelah sekian lama aku terkungkung dalam bayangan pria ini, seolah kini aku terbang bebas... lepas semua beban yang selama ini menghimpitku... dan aku tak menyesal dengan keputusanku ini, yang jelas aku bukan Aya yang bodoh lagi... sekarang aku sudah berubah, mulai hari ini... mulai detik ini... aku sudah berubah. Aku mengembangkan senyumku yang kali ini tak aku paksakan,

“An, maaf ya,” kataku. Andre tersenyum kecut.

“Kamu merasa menang sudah menolakku?!?” katanya mengejutkan aku.

“Di sini nggak ada yang menang dan yang kalah, An...,”

“Lalu kenapa kamu tersenyum?”

“Aku merasa beban yang selama ini aku tanggung, raib begitu saja... terima kasih, An... kamu sudah membantuku menghilangkannya,”

“Aku sama sekali nggak merasa membantumu... aku datang ke sini hanya karena aku mau tahu apakah kamu masih tetap Aya yang bodoh seperti kataku dulu,” Deg!!! Aku menatap Andre tak percaya, dia kembali mengatakan aku bodoh...

“Dan ternyata masih tetap saja bodoh... sudah tahu nggak bisa melupakan aku, nggak mau aku ajak balik lagi, aku harap kamu menyesal?!?” aku terkejut, namun aku malah bahagia, bersyukur karena ternyata aku tak salah menolaknya.

“Aku nggak menyangka kamu tetap nggak berubah juga, An... hm... pokoknya thanks deh, apapun yang kamu katakan, aku tetap thanks ke kamu, tunggu ya aku panggil mama dan tante..., aku capek mau tidur, sekali lagi thanks, An..., untung banget lho kamu datang,”

Mulai malam ini aku tak pernah lagi mengharapkan Andre, bayangannya di hatiku sudah aku cabut seakar-akarnya hingga tak bersisa lagi. Esok hari akan aku jalani hari baru, yang lepas dari bayang-bayang Andre... bahkan sekarang aku sempat heran, apa sih kelebihannya yang membuat aku tak bisa melupakannya? Kelebihan gengsi kali’ atau... aku hanya mengharapkannya, supaya bisa membalasnya? Entahlah...



READ MORE - HOW STUPID I AM?!?

Rumah Itu...

by Leoni Margaretha

Hari ini adalah hari pertama aku bersama mama papaku menempati rumah baru, setelah rumah lamaku laku terjual. Entah apa sebabnya papa menjual rumah yang sudah terlanjur kusayangi itu dengan pindah ke rumah kuno yang hampir seluruh cat dindingnya mengelupas ini. Rumah antik bangunan Belanda, kata mama yang kudengar ketika berbincang dengan papa. Yah, benar-benar antik kurasa, lihat saja pintu dan jendelanya yang besar dan tinggi, dan kamar-kamar yang sangat luas dan lembab, dengan langit-langit yang dua kali lebih tinggi dari biasanya!


Baca kelanjutan ceritanya :


READ MORE - Rumah Itu...

Puisi "Tuhan, ambil saja Nyawaku "

by Leoni Margaretha

Tuhan ambil saja nyawaku
Bila senyum dari bibir
Adalah tangis nelangsa
Di hati...

Tuhan angkat saja rohku
Bila orang yang kuharap
Yang kucinta sampai akhir hayat
Tak lagi buat rasa nyaman...

Tuhan tarik saja nafasku
Bila tak ada arti lagi
Yang ingin kuraih
Dalam hidup ini...

Tuhan cabut saja jantungku
Bila tak lagi dapat
Yang kucari di dunia ini
Kebahagiaan...

READ MORE - Puisi "Tuhan, ambil saja Nyawaku "

Kenang..., Terbanglah!

by Leoni Margaretha

Bibirmu terkatup menggaris
Membisu tanpa larik frase yang ingin kudengar

Kenang..., apa yang membuatmu takut?
Apakah doktrin-doktrin itu telah membungkam bebasmu?
Membatasi ruang batinmu bak kasa abadi
Ataukah hanya karena emosimu sejenak labil?

Sehingga hanya untuk curahkan sepercik elegi saja
Mulutmu masih tak mampu bicara

Kenang..., aku adalah sahabatmu
Tumpahkan seluruh peluh resahmu di dekapku
Sejenak lupakan peradaban yang ada
Terbanglah sebebas elang di luas angkasa

READ MORE - Kenang..., Terbanglah!

Gadis Berjilbab Itu

Penulis / pengarang cerita kets_kitamura

Aneh sekali mimpi itu, ya. Kita hanya bisa menebak-nebak apakah yang hendak diberitakannya – kabar dari masa kelakkah yang dibawanya, atau hanya sekadar suara-suara dari ingatan yang diambil begitu saja, acak, dan tak bertujuan. Aku tak tahu. Tapi, kadang aku berpikir seperti ini. Mimpi itu seperti maling. Munculnya perlahan-lahan, langkahnya mengendap-endap, seringkali menengok ke kiri dan ke kanan, dan memakai jubah sewarna malam.

ia sebenarnya tengah menunggu waktu yang tepat untuk pergi ke gudang pikiran: tempat berdebu di mana keinginan-keinginan yang tak sampai dan ketakutan-ketakutan yang telah kita simpan jauh-jauh dan kita gembok, teronggok begitu saja. Aku sering heran sendiri bagaimana ia bisa menemukan kuncinya. Entahlah. Tapi, ia selalu saja bisa menemukannya dan membuka gudang itu dengan mudah. Ia jadi seperti anak kecil bila telah berada di dalam: menemukan banyak mainan baru, mencoba satu persatu, hingga akhirnya menemukan mainan yang menurutnya cocok, lalu membawanya keluar.

***

Aku akhirnya menikah. Kukira aku tidak akan pernah merasakan pengalaman itu. Yah, seperti biasa, selalu banyak kekhawatiran, tentunya, bagi lelaki yang telah cukup umur. Konyol memang, memikirkan hal yang bukan-bukan. Jangan-jangan maut keburu menjemput, jangan-jangan tak akan pernah menemukan pasangan yang tepat, jangan-jangan tak bisa menafkahi, jangan-jangan.. Terlalu banyak ‘jangan-jangan,’ ya. Tapi seperti kata orang, kekhawatiran selalu bisa memunculkan ketakutan-ketakutan yang berlebihan, yang biasanya hampir tak pernah benar-benar terjadi. Dan kalau pun terjadi, katanya, tenang saja, tidak semenakutkan yang dibayangkan, kok. Aku sering tak percaya pada perkataan semacam itu. Kupikir itu hanya kata-kata kosong saja untuk menenangkan hati. Tapi, sudahlah. Itu dulu. Aku mempercayainya sekarang. Buktinya, aku menikah. Dan semuanya berjalan lancar.

Tapi ada sesuatu yang aneh. Aku baru saja menyadarinya. Sepengetahuanku, setiap mempelai haruslah berada di depan menjadi pusat perhatian, dengan pakaian yang menyolok, dengan senyum yang harus terus-menerus menggantung, dengan iringan orang-orang yang mengantri memberi selamat. Tapi aku? Di mana aku berdiri? Di tengah ruangan, dekat pilar besar yang tak bisa kupeluk. Bagaimana pakaianku? Aku memakai kemeja flannel yang kubiarkan tak dikancingkan, memperlihatkan kaos putih yang jadi abu-abu, lusuh. Dan celanaku? Mengerikan: jins belel yang sobek di kedua lutut, seperti sepasang mata yang tengah mengintip.

Dadaku ribut. Pikiranku lalu-lalang.

Apa yang sebenarnya tengah kulakukan di pesta perkawinanku? Bagaimana mungkin aku memakai pakaian seperti ini? Apa yang… Pikiranku mendadak macet. Perlahan, kesadaranku yang lain, yang tadi mungkin tengah bersembunyi, sekarang merangkak naik mendaki kepalaku dan menyodorkan pertanyaan yang menakutkan: mungkinkah ini bukan pesta pernikahanku?

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Kutata pikiranku. Dari mana tadi aku tahu bahwa aku tengah menikah? Aku mengingat-ingat: mempelai perempuan! Maka, kulihat mempelai perempuan di ujung sana, di depan, menjadi pusat perhatian dan sedang sibuk melayani orang-orang yang memberi selamat. Tak salah lagi. Gadis Berjilbab itu. Gadis yang setiap kali kami berpapasan hanya bisa menatap mataku sejenak untuk kemudian menunduk atau mengalihkan tatapan itu ke arah lain. Gadis yang sungguh menaati Tuhannya, pikirku. Gadis lugu, yang meskipun telah berusaha merumahkan perasaannya padaku demi Tuhannya dengan tatapan singkatnya, namun selalu saja gagal, karena matanya seringkali berkhianat pada hatinya yang menginginkan diriku; kutemukan jejak senyum dimatanya kala menatapku.

Kulihat lagi Gadis Berjilbab itu. Benar, memang dia. Tapi dari mana aku tahu bahwa aku yang menikah? Tentu saja aku tahu, batinku, karena Gadis Berjilbab itu pasti menikah dengan… Aku tersentak. Lalu kulihat sosok yang tadi kuabaikan begitu saja yang berdiri disamping gadis berjilbab itu. Tenggorokanku tersumbat. Siapa lelaki itu?

Aku menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan diri lagi. Kuperhatikan lelaki itu baik-baik. Dari jarak lima puluh meter kulihat tubuhnya tegap dan tinggi. Kurasa aku tak setegap dan setinggi itu. Tapi aku tidak yakin karena penglihatanku sesekali terhalang oleh tamu-tamu yang lalu-lalang. Aku mencoba mendekat hingga jarak dua puluh meter. Sekarang aku melihatnya dengan jelas.

Aku berpikir, mungkinkah itu aku setelah beberapa tahun: setahun, dua tahun, lima tahun, atau sepuluh tahun kemudian. Mungkinkah aku berubah sebanyak itu. Tapi tak mungkin, bukan? Bila kita telah berumur pertengahan 20-an, kupikir perkembangan fisik kita telah sempurna. Dan kalau pun berubah, bukan grafik semakin meninggi yang terjadi, melainkan menurun.

Kuperhatikan lelaki itu lekat-lekat sekali lagi. Itu bukan rambutku. Rambut lelaki itu ikal dan tebal, sedangkan rambutku lurus dan tipis. Itu juga bukan telingaku, kerena daun telingaku sedikit runcing seperti elf dalam cerita Tolkien, sedang daun telinga lelaki itu tidak. Selama aku mencocok-cocokkan diriku dan lelaki itu, aku hanya bergumam tak percaya: itu bukan mataku, itu bukan bibirku, itu bukan hidungku, itu bukan… itu bukan…

***

Sepertinya ia telah puas bermain. Maka, seperti biasa ia akan mengembalikan dan menyimpan mainannya dengan hati-hati pada tempatnya semula. Ia berusaha tak meninggalkan jejak apapun. Perbuatannya itulah yang sering menyebabkan kita tak bisa mengingat mimpi semalam. Gambar-gambar tak pernah jelas. Adegan-adegan jungkir-balik tak nyambung. Dan di pagi hari, sewaktu kita membuka mata, yang kita dapatkan hanya remah yang terasa rapuh. Mungkin kita berusaha mengingatnya, mungkin kita melupakannya begitu saja. Kita tak ambil pusing dan hidup pun berjalan terus.

Namun, sering juga kejadiannya tidak seperti itu. Ia mungkin saja berusaha keras menghapus jejak, tapi ada kalanya ia terlalu banyak membawa mainan dari gudang, terlalu semangat bermain, sehingga kesetanan, sehingga lupa diri, lalu lupa membereskan mainan dengan tepat. Bila seperti itu, ingatan tentang mimpi jadi tertinggal dengan kuat. Kita tak lagi disuguhi gambar-gambar yang mengambang samar sewaktu bangun, malah sebaliknya. Hanya saja, buatku, resikonya cukup mahal. Kita jadi terbangun tiba-tiba, napas kita terengah-engah, keringat dingin membanjir. Uhh, letihnya bukan main. Dan, lebih buruknya, kita mungkin saja menjerit-jerit tolol, dengan tangan dan kaki yang sibuk menerjang ke segala arah, lalu terkena serangan jantung, lalu mati menyedihkan. Mati di tempat tidur.

Yah, begitulah.

Malam itu, aku pun menjerit-jerit bego. Masih terasa olehku, di mulut, kata-kata terakhir yang tak sempat kuucapkan dalam mimpi, yang rupanya terbawa dan ikut menyebrang ke alam nyata: Itu memang bukan diriku.

Aku tepekur lama. Dada masih memburu-buru, kerongkonganku kerontang. Kulirik jam: pukul dua malam. Aku bangkit berjalan menuju cermin. Tampangku menyedihkan. Sisi-sisi rambutku menempel di pipi yang licin oleh keringat, tak karuan. Aku serasa lebih tua sepuluh tahun.

Kutatap mataku. Benar, tak salah lagi. Bukan mata itu yang tadi kulihat dalam mimpi. Mata dari lelaki yang berdiri disamping Gadis Berjilbab itu tak seperti ini. Mata lelaki itu adalah mata yang sering kuharap ada dimataku. Sepasang mata yang hanya ada pada mereka yang telah tahu apa yang mesti mereka perbuat dengan Hidup.

Gambar dan adegan dalam mimpi itu masih terasa kuat di kepalaku. Aku bisa mengingat detail-detail kecil yang tadi sewaktu mimpi tak sempat kuperhatikan. Lelaki itu, dan gadis yang beberapa waktu lalu kuanggap Gadis Berjilbabku terbingkai dalam rona bahagia yang merah muda, wajah mereka bercahaya. Sepasang malaikat, dengan jubah putihnya, dengan sayap-sayap lembut sewarna beludrunya, berputar agung mengelilingi keduanya, mendoakannya. Tuhan pun turun tangan, pikirku. Aku merosot tak berdaya. Tak ada lagi yang bisa kuperbuat sekarang. Tuhan telah memberikan restunya. Padahal tadi sempat terlintas di benak: akan kubawa kabur saja Gadis Berjilbabku, seperti di cerita-cerita picisan, biar kutembak mereka-mereka yang menghalangi niatku..

Tapi, aku terus saja berdiri di tengah ruangan, tak berbuat apa-apa, di dekat pilar besar yang tak bisa kupeluk. Sendirian. Masih menggumam-gumam: itu bukan… itu bukan…

Aku akhirnya terbangun dengan telunjukku menunjuk-nunjuk tak jelas pada lampu neon yang menempel tinggi di langit-langit kamarku.

Lama sesudahnya, sering aku berpikir tentang mimpi… Tentang mimpi malam itu… Tentang Gadis Berjilbab itu…


READ MORE - Gadis Berjilbab Itu

“SEPERTI KAMU JUGA!”

by thequeenoftheword

Aku tak menyangka bertemu kamu, dia dan mereka di sini. Di negeri impianku yang telah lama bercokol di kepalaku selama bertahun-tahun. Aku merasa sendirian. Tak bisa bicara. Meskipun masih bisa mendengar. Sekalipun hanya mendengar suara-suara asing yang mematahkan semangat. Aku cuma bisa menatap wajah-wajah kaku, berbalut pakaian modis musim dingin dengan model rambut warna-warni dengan takjub. Tidak ada yang tidak cantik. Meskipun aku bingung dengan kecantikan yang seperti apa hingga seorang pria terkagum dan berdiri mematung. Karena sesungguhnya yang namanya cantik cuma debu. Tidak lebih! Dan yang tampan cuma tanah liat. Tidak lebih!

Jadi di mana yang sempurna? Tidak ada! Semuanya yang tampak di permukaan cuma pulasan dan warna-warni yang mempermak kita untuk menjadi lebih baik atau lebih tirus. Wanita-wanita yang takut gemuk, takut jelek, takut hitam dan takut dicap “tak terawat” menjejali tiap sudut jalan di kota besar ini dengan kaca dan lipstik di tangan mereka. Mereka sesekali merapikan dandanannya sebelum kembali bekerja. Sangat kontras dengan wanita-wanita dan para pria yang berada di restoran atau rumah makan. Mereka tampak lebih apa adanya dengan wajah kuyu karena seharian bekerja. Bau badan mereka adalah bau harum makanan yang keluar dari panci-panci dan wajan-wajan besar di dapur. Bukan wangi parfum!

Lelehan keringat yang meluncur di dahi mereka menandakan kerja keras mereka hari itu. Aku mendengar mereka berteriak di jalan, mempromosikan makanan di restorannya dengan celemek warna-warni. Bau makanan semerbak ke mana-mana, menguasai udara seperti mencekikku. Aku tak bisa membedakan mana bau babi panggang, ayam goreng, makanan Thailand atau makanan Jepang. Semua bau sepertinya sama! Mana bisa aku makan? Aku kelaparan tetapi malas makan! Aku cuma bisa mengeluarkan sebaris kalimat setelah sekian jam mematung di sana.
“Bawa aku ke Mc Donald!”

Sejam kemudian aku sudah memakan jatah makan malamku hari kesekian di Taiwan. Sekantung kecil kentang goreng, fille’ o fish, coca-cola yang sama sekali tak ada rasa Taiwannya! Sama saja seperti paket fille’ o fish yang aku beli di outlet Mc Donald di jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Tidak ada bedanya! Aku tertawa kecil.

Aku kembali mengawasi jalanan sempit yang penuh dengan neon box bertuliskan nama-nama restoran dalam bahasa mandarin. Menikmati orang-orang yang bersepeda di trotoar, berebut tempat dengan pejalan kaki. Taiwan benar-benar unik! Hanya kurang menarik! Aku tidak melihat orang-orang dengan baju adat yang membungkuk sopan kepada tamunya seperti di Jepang. Sepanjang mataku memandang aku cuma melihat Starbucks, Starbucks, Starbucks! Gerai khasnya nyaris ada di tiap blok! Aku menepuk kepalaku sambil bergumam.
“Bangun, Ne! Inilah wajah kota moderen hari ini!”

Aku menelan ludah. Oh ya? Moderen apa sama dengan tidak tahu adat? Lihat bagaimana mereka berciuman di sembarang tempat! Tak tahu malu! Aku bahkan tidak tahu bedanya pelacur dengan bukan di sana! Apakah itu yang membuat Taipei layak disebut kota besar? Kalau memang demikian…..betapa dusunnya aku! Aku nyaris muntah melihat sepasang anak muda yang tepat berada di belakangku di sebuah kedai minuman. Mereka berdua berciuman lama sekali. Aku pikir mereka berdua keterlaluan!

Ternyata….pasangan di belakangnya pun melakukan hal yang sama bahkan lebih parah. Dan semua orang melalui jalan itu tanpa bergeming. Tidak ada ekspresi marah, shock atau kaget melihat adegan tersebut. Aku tersenyum masam. Aku mengarahkan mataku ke arah bartender di hadapanku. Ia terlalu lama mencampur minuman sehingga antrian jadi sangat panjang. Aku tidak tahu apakah itu karena minumannya dikenal sangat enak sehingga orang-orang antri atau justru karena pengunjungnya tahu betapa lamanya menunggu pesanan minuman di sana sehingga mereka bisa berciuman selama mungkin di depan kedai itu! Entahlah!

Yang pasti, aku merasa ini bukan duniaku. Aku terasing. Tak bisa bicara. Tak bisa ke mana-mana. Kakiku melangkah tapi jiwaku seperti duduk karena kelelahan. Aku seperti robot yang berjalan tanpa jiwa. Aku berhenti di sebuah toko buku yang hampir tutup. Aku berkeliling sebentar sebelum akhirnya keluar karena memang jam kerjanya sudah selesai. Beberapa penjaga tokonya melepas seragam coklatnya yang seperti celemek melebihi batas dengkul dan mulai berbenah.

“Kita tunggu mereka di luar yuk, Ne.”
Itu suara Yunni. Aku mengangguk. Aku menatap jalanan yang lampu-lampunya mulai dipadamkan.
“Kamu tahu tidak, Ne. Jauh sebelum aku tahu kamu akan ke sini….aku mimpi kamu.”
Aku tertegun karena tak menyangka ia akan berkata demikian.
“Oh ya? Mimpi apa?”
“Aku mimpi ketemu kamu dan kenalan dengan kamu. Aku pikir Agustus tahun lalu kamu ikut Ko Philip ke Taiwan. Ternyata….tidak. Jadi, aku pikir itu cuma mimpi aja. Eh, kamu baru ke Taiwan tahun ini. Aku senang banget lho waktu tahu kalau kamu ikut ke sini,” katanya dengan mata berbinar-binar.
Tiba-tiba saja kelelahanku hilang. Aku bergairah. Aku merasa Taiwan adalah negara yang menarik. Aku tersanjung sekali mendengar kata-katanya itu. Ia bermimpi ketemu aku? Orang biasa ini? Untuk apa? Untuk mendapatkan doa berkatku? Ah, Yunni! Ada-ada saja!

“Lho, bener! Aku tidak bohong, Ne! Karena itu aku senang sekali waktu diberitahu kalau kamu akan datang ke sini. Sayang kamu tidak datang tanggal 31 Januari kemarin. Laose sudah menyediakan tempat di rumahnya untuk kamu. Kita sudah merancang acara jalan-jalan dengan kamu…..,” jelasnya buru-buru karena tahu aku tak percaya.
Aku langsung terdiam. Kalian memperlakukan aku dengan sangat baik tetapi aku terlambat menyadarinya. Aku menceritakan nubuatan Pak Benaiah kepadanya.
“Kamu tidak ada di nubuatan itu secara spesifik, Yunni. Tetapi kamu ada di hatiku…”
Ia tersenyum lebar dan memelukku erat-erat.
“Aku juga. Aku juga, Ne.”

Ah, indahnya persahabatan ini. Sayangnya cuma 10 hari! Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Aku tidak mau menunjukkan kesedihanku kepadanya. Aku mulai tengelam dalam lamunan ketika aku dikagetkan oleh tarikan tangan Yunni.
“Ayo, Ne! Kita ke arah sana, yuk! Itu mereka sudah di sana!”
Aku mengangguk lemah. Aku mengikuti langkahnya sementara pikiranku melayang ke mana-mana. Aku melewati keramaian pasar malam di Taipei dengan pikiran yang tidak fokus. Aku letih tetapi tidak diberi pilihan untuk berhenti. Aku teringat dengan permintaan oleh-oleh dari teman-teman di Surabaya yang jumlahnya sudah mereka tentukan.
“Minimal Rp. 150.000 untuk aku ya, Ne! Jangan lupa lho!”

Aku bergidik. Minimal? Itu angka minimal untuk satu orang! Kalau aku punya 10 teman ‘kan jadi angka fantastis! Aku tertawa kecil. Menggelikan! Persahabatan yang benar-benar menggelikan! Atau memang aku yang bodoh karena di antara kami bertiga hanya aku yang paling enggan minta sesuatu kepada orang lain! Aku tidak pernah meminta apapun kepada siapapun, bahkan dengan alasan yang paling rohani sekalipun! Tidak pernah! Aku tidak mau merepotkan orang yang akan bepergian dengan membelanjakan jutaan uangnya hanya untuk membelikan cincin, baju, jas, kalung, kue atau apapun….kecuali kalau ia membelikan novel “Inferno” karya Dante Alleghieri.

Tetapi….teori itu dipatahkan oleh Anita, Mei en, Laose, Scotty, Yunni dan orang-orang POKI. Aku kedinginan Sabtu sore itu. Aku berdiri menghadap bendungan besar yang terhampar di depan kamar Hotel “Bitan” sambil menunggu jemputan. Udara dingin yang menusuk tulang sempat membuat perutku kram. Aku nyaris memutuskan untuk tidak ikut retreat TKW yang dilayani oleh Ko Philip malam itu. Tetapi…aku juga malas ditinggal sendirian di kamar hotel yang menyediakan acara televisi yang “benar-benar tidak jelas” dan menyediakan perangkat mandi (shower cup, tooth brush, comb, Shaver, dll.) dengan kemasan menggelikan!

Jadi aku senang ketika Anita dan Yunni meneleponku, hanya untuk bertanya apakah sudah siap berangkat.
“Nit, aku lapar banget. Aku mau Pop Mie.”
“Oke. Oke, kita akan ke Supermarket sekarang, ya. Kita akan belikan kalian roti dan Pop Mie. Sabar ya. Sebentar lagi kita akan ke sana,” kata Anita dari seberang sana.
Setelah itu ia menutup telepon. Aku pun menutup telepon hotel tersebut dan mengucapkan Xie-Xie kepada seorang gadis putih cantik berleher jenjang dengan rambut lurus sepunggung. Riasan wajahnya serasi dengan baju seragam hotel yang ia kenakan. Sayangnya ia tidak bisa bahasa Inggris dan aku tidak bisa bahasa mandarin.

Maka terjadilah kebisuan yang cukup panjang selama aku menunggu Ko Philip turun dari lantai 11. Tigapuluh menit kemudian rombongan POKI datang. Mereka mengeluarkan makanan dari kantung plastik belanjaan yang mereka bawa dan menyodorkan sepotong roti keju kepadaku. Aku memakannya seperti lama sekali tidak pernah makan roti! Lahap sekali!
Sakit perutku ditambah rasa dingin karena berada di area pegunungan, semakin membuatku enggan pergi. Berkali-kali aku menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku dan berharap kehangatannya terasa…nyatanya panasnya yang tak seberapa dikalahkan oleh tiupan angin dan hujan yang turun malam itu. Upf! Aku baru bisa mengalahkan rasa sakitnya ketika melihat pemandangan indah yang terhampar di depanku. Aku takjub!

Hamparan hijau dedaunan berbaur dengan warna kuning kecoklatan menyatu dengan gazebo, sungai kecil berbatu besar yang airnya dangkal serta gunung tinggi di samping kiriku. Di hadapanku berdiri sebuah rumah yang terbuat dari papan kayu bercat putih.
Di samping kanannya terdapat sebuah bangsal tanpa dinding, berdiri dengan bantuan beberapa tiang penyangga saja. Di atasnya terpancang sebuah papan buram dengan tulisan mandarin. Aku tidak tahu apa artinya!

Aku makan semangkuk Pop Mie buatan Korea di salah satu bangkunya. Rasa hangat menjalar ke seluruh wajahku ketika aku meniup panas kuahnya yang berbau khas. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskannya. Mendadak aku teringat dengan makanan instan yang Yunni berikan kepadaku pagi tadi. Makanan sejenis lemper yang kulit luarnya seperti ketan putih atau beras yang dilapisi rumput laut dan berisi abon daging ikan tuna.
“Aku sudah kenyang. Mungkin Ko Philip mau memakannya, jadi lebih baik aku berikan kepadanya saja,” pikirku.
Aku menyimpannya di tas kamera videoku. Aku mulai melewatkan sesi-sesinya dengan mata setengah mengantuk. Lelah sekali. Sesekali aku berusaha membunuh kantuk dengan berkeliling mengambil gambar dan minum segelas kopi.

Ah, kopi….jadi kangen dengan Torabika Capuccinoku yang masih tersisa 2 sachet di kamar. Hm, seandainya aku bisa membawanya ke tempat ini. Sayang sekali….karena terburu-buru aku lupa membawanya. Aku masih teringat kepada percakapan awalku dengan Yunni, perjumpaanku dengan Anita di bandara beberapa hari lalu dan jalan-jalan bersama Scotty dan Mei En. Tak terasa sudah 9 hari bersama. Minggu besok adalah hari terakhirku bersama mereka.

Mengapa tiap pertemuan pasti diselingi perpisahan? Hidup memang penuh dengan misteri yang tak terpecahkan! Akhirnya sesi Ko Philip selesai juga. Kami berdua pulang ke hotel diantar orang-orang POKI. Aku menyerahkan “lemper Taiwan” yang kusimpan tadi kepada Ko Philip. Aku pikir pasti dia lebih lapar dari aku. Awalnya Ko Philip menolak makanan tersebut, tetapi akhirnya aku berhasil memaksanya untuk menerimanya. Di tengah perjalanan tiba-tiba Ko Philip mengatakan sesuatu yang membuatku terpana.

“Kamu beruntung, Ne. Kamu datang pada saat udara di sini sudah tidak terlalu dingin. Padahal waktu 31 Januari kemarin, di sini dingin sekali,” katanya sambil tersenyum.
Semua yang di dalam mobil itu mengiyakan. Aku terdiam. Oh ya? Wah! Aku jadi terharu. Untuk urusan yang paling tidak penting pun Tuhan mau mendengar dan menjawabnya…apalagi kalau hal itu penting bagiNya dan aku.


READ MORE - “SEPERTI KAMU JUGA!”

Biarkan Aku Menjadi Aku

Berhenti sebentar
Biarkan aku menjadi aku
Sebentar Saja
Hanya satu hari dua malam
Hanya jumat malam sampai minggu pagi
Biarkan aku menjadi aku

Minggu pagi sampai Jumat sore aku bukanlah diriku
Minggu pagi sampai Jumat sore aku bahkan tak tahu siapa aku

Berhenti sebentar
Biarkan aku menjadi aku
Memiliki diriku yang aku kenal

Biarkan aku menjadi aku
Yang mengindahkan perasaanku, bukan mengabaikannya
Yang mengakui lelah dan peluhku, bukan melawannya
Yang melakukan apa yang aku suka, bukan berpura-pura suka pada apa yang aku lakukan

Aku lelah
Berhenti sebentar
Biarkan aku menjadi aku... Sebentar saja

READ MORE - Biarkan Aku Menjadi Aku

Kau pesona malam

Gemerlap lampu cahaya kota seolah menari mengajak berdansa
di himpit gelisah membelah murka
tiada suka tetap kau rasa menyelami malam hina ranjang berdansa
tersingkap sutra penutup raga menampak paha membakar jiwa
kau pesona malam...
Bunga sorga melambai nista
memaksa...
Kau petik dengan tangis melanda meradang luka membusuk di jiwa
tiada adam yang meminta pelukan hangat setulus cinta
hina nista di mata dunia
kau pesona malam...
Tangis mu tiada arti laksana anjing di mata ulama
Jajakan pesona bersama arak tawarkan hangat hanya sekejap
waktu hampir pagi
kau masih tertawa bersama iblis penguasa dunia
tangis rengek meminta kau kembali bersama sisa cinta yang kau punya
kau pesona malam...
Menjadi dewi bersama mentari...
Terbuang waktu yang berlalu...
Kau pesona malam...
Di pundak mu menggelayut beban...
Kau pesona malam...
Bagai rembulan tapi tak bersinar...
Hardik bengis menjadi sarapan
celoteh mereka laksana petir
Berkilat...
Ganas...
Menyambar dan menyumbat di ulu hati...
Ikhlas hati membumbung tinggi pada illahi...

READ MORE - Kau pesona malam

Jepang

Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku dengarkan) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau[9] yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.

Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[10] Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.

Jepang
日本国
Nippon-koku atau Nihon-koku
Bendera Segel Kekaisaran
Lagu kebangsaan: Kimigayo (君が代 ?)
Segel Pemerintahan:
Segel Kantor Perdana Menteri dan Pemerintah Jepang
Paulownia (五七桐 Go-Shichi no Kiri?)
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Tokyo (de facto)
35°41′N 139°46′E / 35.683°N 139.767°E / 35.683; 139.767
Bahasa resmi Bahasa Jepang (de facto)[1]
Bahasa daerah
yang diakui
Aynu itak, bahasa Ryukyu, dan dialek bahasa Jepang
Bahasa nasional
Aksara nasional


Bahasa Jepang
Kanji
Hiragana
Katakana
Kelompok etnik 98,5% Jepang, 0,5% Korea, 0,4% Cina, 0,6% lain-lain[2]
Pemerintahan Monarki konstitusional, sistem parlementer
- Kaisar Akihito
- Perdana Menteri Yukio Hatoyama (DPJ)
Legislatif Parlemen Jepang
- Majelis Tinggi Majelis Tinggi Jepang (Sangi-in)
- Majelis Rendah Majelis Rendah Jepang (Shugi-in)
Pendirian negara
- Hari Pendirian Negara 11 Februari 660 SM[3]
- Konstitusi Meiji 29 November 1890
- Konstitusi Jepang 3 Mei 1947
- Perjanjian San Francisco
28 April 1952
Luas
- Total 377,944 km2 [4](ke-61)
- Air (%) 0,8
Penduduk
- Perkiraan 2009 127.530.000[5] (ke-10)
- Sensus 2004 127.333.002
- Kepadatan 337,4/km2 (ke-30)
PDB (KKB) Perkiraan 2008
- Total AS$4,356 triliun[6] (ke-3)
- Per kapita AS$34.115[6] (ke-24)
PDB (nominal) Perkiraan 2008
- Total AS$4.910 triliun[6] (ke-2)
- Per kapita AS$38.457[6] (ke-23)
Gini 38,1 (2002)[7]
IPM (2007) Green Arrow Up Darker.svg 0,960[8] (sangat tinggi) (ke-10)
Mata uang Simbol internasional ¥
Dibaca (Yen)
Simbol jepang
Dibaca (En) (JPY)
Zona waktu JST (UTC+9)
Format tanggal yyyy-mm-dd
yyyy年m月d日
zaman yy年m月d日
Lajur kemudi kiri
Domain internet .jp
Kode telepon 81

Nama Jepang

Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam uang Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.

Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai Yamato (大和).[12] Di Cina pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara Wa ().

Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.

Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata Giapan.[13]

Sejarah

Prasejarah

Sebuah bejana dari periode Jomon Pertengahan (3000-2000 SM).

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.

Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.

Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik, Buku Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah Yamataikoku.

Zaman Klasik

Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5 dan abad ke-6 Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.

Jepang dapat mengusir dua kali invasi Mongol ke Jepang (1274 dan 1281)

Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.[14] Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak zaman Asuka.[15]

Melalui perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga abad ke-19.

Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo (kini Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang disebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).[16]

Patung Buddha di Todaiji, Nara, yang dibuat pada tahun 752.

Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-kyō (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.[17]

Zaman Pertengahan

Sekelompok orang-orang Portugis dari periode Nanban, abad ke-17.

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336.[18] Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau periode Sengoku.[19]

Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.

Salah satu kapal segel merah Jepang (1634) yang dipakai berdagang di Asia.

Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.[20]

Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo (kini Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.[21]

Zaman Modern

Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun 1942.

Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat. Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.[22]

Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada di pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941[23]

Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat[24] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari Kemenangan atas Jepang).[25]

Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.[26] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.

Pencakar langit di Shinjuku, Tokyo

Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952 dengan ditandatanganinya Perjanjian San Francisco.[27] Walaupun demikian, pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.

Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.[28]

Politik

Parlemen

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang.[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.

Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.[10]

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.[30]

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen.[31] Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang[32], dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.[33] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.

Keluarga kekaisaran

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah kanan).

Kaisar Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.[34] Putra Mahkota Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama Pangeran Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri Mako dan Putri Kako), serta anak laki-laki bernama Pangeran Hisahito.

[sunting] Geografi

Gunung Fuji, bunga sakura, dan shinkansen. Ketiganya merupakan simbol Jepang

Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang berhutan-hutan,[35][36] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[37]

Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[38] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.[39]

Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.[40] Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.

Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:

  • Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
  • Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
  • Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
  • Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
  • Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
  • Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.[41]

Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.[40]

Hubungan luar negeri dan militer

Kapal pengangkut helikopter kelas Hyuga milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang

Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat, dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.[42] Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010.[43] Jepang adalah salah satu negara G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.[44] Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[45] dan dengan India pada Oktober 2008.[46] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) terbesar kelima di dunia.[47] Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960 hingga 2006.[48]

Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril[49] dan dengan Korea Selatan mengenai Batu Liancourt[50]. Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Cina dan Taiwan.[51]

Pasal 9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional. Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.[52][53] Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di bawah Kementerian Pertahanan, dan terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas pantai Kuwait) bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara.[54][55] Atas permintaan Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil, dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan.[56] Di Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari 2009.[57][58][59]

Prefektur dan daerah

Jepang terdiri dari 47 prefektur yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan legislatif daerah. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:

  • 1. Hokkaido
  • 2. Aomori
  • 3. Iwate
  • 4. Miyagi
  • 5. Akita
  • 6. Yamagata
  • 7. Fukushima
  • 8. Ibaraki
  • 9. Tochigi
  • 10. Gunma
  • 11. Saitama
  • 12. Chiba
  • 13. Tokyo
  • 14. Kanagawa
  • 15. Niigata
  • 16. Toyama
  • 17. Ishikawa
  • 18. Fukui
  • 19. Yamanashi
  • 20. Nagano
  • 21. Gifu
  • 22. Shizuoka
  • 23. Aichi
  • 24. Mie
  • 25. Shiga
  • 26. Kyoto
  • 27. Osaka
  • 28. Hyogo
  • 29. Nara
  • 30. Wakayama
  • 31. Tottori
  • 32. Shimane
  • 33. Okayama
  • 34. Hiroshima
  • 35. Yamaguchi
  • 36. Tokushima
  • 37. Kagawa
  • 38. Ehime
  • 39. Kochi
  • 40. Fukuoka
  • 41. Saga
  • 42. Nagasaki
  • 43. Kumamoto
  • 44. Oita
  • 45. Miyazaki
  • 46. Kagoshima
  • 47. Okinawa
Peta prefektur di Jepang berikut kode ISO 3166-2:JP

Dalam pembagian wilayah menurut letak geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah, yakni: Hokkaido, Tohoku, Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Kepulauan Ryukyu.

Ekonomi

Bursa Saham Tokyo, bursa efek terbesar nomor dua di dunia.

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang.[60] Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.[60]

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an.[60] Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh.[28] Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%.[28] Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.[28] Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.[61]

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,[62] dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.[62], dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.[63] Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi.[64] Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan.[61] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.

Distrik Minato Mirai 21 di Yokohama. Ekonomi Jepang sangat mengandalkan sektor jasa.

Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.[65] Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.[66] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008.[67] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).[68] Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.[69]

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[70][71] Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan.[72][73] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.[74] Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.[75]

Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor unggulan Jepang.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[61] Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[61]

Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).[76] Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996.[77][78]

Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.[79] Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha.[80] Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.[81][82]

Demografi

Pemandangan perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya dikenal sangat ramai dengan penyeberang jalan.
Kuil Shinto Itsukushima Situs Warisan Dunia UNESCO.

Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).[83] Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi,[84] Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang[85], dan orang Peru-Jepang.[86] Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang.[87]

Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan.[88] Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu[89] dan Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.[90]

Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.[91] Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.[92]

Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.[93] Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100.[92] Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.[93] Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.[94][95]

Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.[10][96] Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut.[97] Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.[97]

Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga mempengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).[98] Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).

Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.[83] Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%.[99] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana, ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak.[100] Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.[101] Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.[102]

l b s
Kota-kota besar di Jepang

Kota Prefektur Populasi

Kota Prefektur Populasi
1 Tokyo Tokyo 8.483.050 Jepang
Jepang
7 Kyoto Kyoto 1.474.764
2 Yokohama Kanagawa 3.579.133 8 Fukuoka Fukuoka 1.400.621
3 Osaka Osaka 2.628.776 9 Kawasaki Kanagawa 1.327.009
4 Nagoya Aichi 2.215.031 10 Saitama Saitama 1.176.269
5 Sapporo Hokkaido 1.880.875 11 Hiroshima Hiroshima 1.159.391
6 Kobe Hyogo 1.525.389 12 Sendai Miyagi 1.028.214
Sumber: Sensus 2005

Pendidikan

Auditorium Yasuda di Universitas Tokyo

Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji.[103] Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).[104]

Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya.[105] Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,[106] khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio.[107] Dalam peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.[108]

Budaya

Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, mempengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.

Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka mempengaruhi mode dan trend seluruh dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.

Chakinzushi, sushi yang dibungkus telur dadar tipis.

Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai: olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.

Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.

READ MORE - Jepang